"Para peneliti menunjukkan bahwa bagi beberapa orang yang terinfeksi, durasi waktu hasil nucleic positif bertahan lebih lama pada (sampel) tes tinja dan dubur dibanding pada saluran pernapasan bagian atas. Oleh karena itu, menambahkan tes swab anal bisa meningkatkan tingkat deteksi positif dari yang terinfeksi," imbuhnya.
Namun, tidak diketahui secara jelas apakah tes swab anal jauh lebih efisien dalam mendeteksi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China membantah laporan yang menyebut para diplomat Amerika Serikat (AS) di wilayahnya diminta melakukan tes swab anal untuk COVID-19. Laporan media itu menyebut beberapa diplomat AS mengeluhkan prosedur tersebut.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini