Deja Vu! Pria AS Tewas Usai Polisi Berlutut di Lehernya Selama 5 Menit

Deja Vu! Pria AS Tewas Usai Polisi Berlutut di Lehernya Selama 5 Menit

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 25 Feb 2021 09:58 WIB
An armed French policeman secures the scene at the raid zone in Saint-Denis, near Paris, France, November 18, 2015 to catch fugitives from Friday nights deadly attacks in the French capital. REUTERS/Benoit Tessier
Ilustrasi (dok. REUTERS/Benoit Tessier)
California -

Seorang pria berusia 30 tahun dari California Utara di Amerika Serikat (AS) tewas beberapa hari setelah polisi menempatkan lututnya di leher pria itu selama nyaris 5 menit. Hal itu dilakukan polisi untuk menenangkan pria tersebut saat gangguan kesehatan mentalnya kambuh.

Seperti dilansir CNN, Kamis (25/2/2021), keluarga pria bernama Angelo Quinto (30) ini mengajukan gugatan pada 18 Februari lalu, atas klaim kematian tidak wajar. Disebutkan pengacara keluarga Quinto, John L Burris, bahwa Quinto 'menderita gangguan kecemasan, depresi dan paranoia selama berbulan-bulan'.

Dalam insiden yang terjadi pada 23 Desember tahun lalu, Quinto sedang mengalami episode atau kambuh gangguan mentalnya di kediamannya. Karena khawatir Quinto akan melukai ibundanya, saudara perempuannya yang bernama Isabella Collins pun menghubungi polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum polisi datang, menurut Burris, sang ibunda sedang memeluk Quinto di dadanya dengan tangan melingkar di punggungnya selama beberapa menit. "Dia sudah mulai tenang," ujar Burris dalam pernyataannya.

Disebutkan Burris bahwa dua polisi yang tiba di kediaman keluarga ini di Antioch, California, tidak berusaha memahami situasi yang terjadi dan langsung menarik Quinto menjauh dari pelukan ibundanya. Dalam upaya mengamankan Quinto, polisi menempatkan lutut di leher pria itu selama nyaris 5 menit.

ADVERTISEMENT

Quinto kemudian hilang kesadaran dan dilarikan ke rumah sakit setempat. Sekitar tiga hari kemudian, Quinto dinyatakan meninggal dunia.

Ibunda Quinto, Maria Quinto-Collins, merekam momen saat putranya diperlakukan secara kasar oleh polisi via telepon genggamnya. Video itu menunjukkan momen saat Quinto tidak lagi bergerak dan telungkup di lantai. Burris menyebut bahwa saat polisi membalikkan tubuh Quinto, wajahnya berlumuran darah. Quinto kemudian dipindahkan ke tandu dan paramedis melakukan kompresi pada dadanya, sebelum dia dibawa ke rumah sakit.

Burris menyatakan tidak jelas dari video sang ibunda soal apakah polisi memakai kamera tubuh (body camera). "Sejauh yang kita ketahui, mereka tidak memakainya," kata Burris.

Nyaris dua bulan usai kematian Quinto, polisi belum juga merilis pernyataan terkait insiden itu. Kepolisian Antioch dan Divisi Koroner Sheriff Contra Costa County belum memberikan tanggapannya.

"Polisi Antioch ini sudah memborgol Angelo tapi tidak menghentikan serangan mereka terhadap pemuda itu dan entah kenapa menggunakan teknik 'George Floyd' dengan menempatkan lutut di punggung dan samping lehernya, mengabaikan permintaan Quinto yang mengatakan 'tolong jangan bunuh saya'," ucap Burris, merujuk pada tragedi tewasnya pria kulit hitam di Minneapolis yang dicekik dengan leher oleh polisi yang menangkapnya.

Divisi Koroner Sheriff Contra Costa County dalam pernyataan kepada CNN menyatakan penyebab kematian Quinto belum ditetapkan. Penyelidikan kematiannya masih dilakukan oleh kantor Jaksa Distrik Contra Costa County.

Tahun lalu, kasus serupa pernah dialami George Floyd yang tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut polisi selama beberapa menit. Insiden di Minneapolis itu telah memicu aksi protes besar-besaran di seluruh Amerika Serikat, bahkan kerusuhan di sejumlah lokasi pun terjadi.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads