Ratusan ribu siswa Jerman kembali ke sekolah dan taman kanak-kanak setelah dua bulan terakhir melakukan pembelajaran jarak jauh. Sekolah-sekolah kembali dibuka pada Senin (22/2) waktu setempat, meski ada kekhawatiran gelombang ketiga Corona yang dipicu oleh varian Inggris.
Seperti dilansir AFP, Senin (22/2/2021) sekolah dan pusat penitipan anak dibuka kembali di 10 wilayah Jerman, termasuk di ibu kota Berlin dan negara bagian yang paling padat penduduknya, North-Rhine Westphalia.
Sebagian besar sekolah yang dibuka kembali hanya ditujukan untuk para siswa kelas satu hingga tiga Sekolah Dasar (SD). Kapasitas kelas juga dikurangi hingga setengahnya, di samping tindakan pencegahan lainnya seperti pemakaian masker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merespons aturan itu, para kritikus mempertanyakan apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembalinya para siswa ke sekolah.
Dalam diskusi dengan berbagai pihak pada Senin (22/2), Kanselir Jerman Angela Merkel memperdebatkan rencana pelonggaran di berbagai bidang seperti kontak sosial, sekolah-sekolah, restoran-restoran dan pusat budaya. Merkel berpendapat bahwa langkah-langkah relaksasi itu harus dikaitkan dengan proses pengujian COVID-19.
Meski begitu, para ahli memperingatkan bahwa Jerman bisa jadi berada di awal gelombang ketiga COVID-19, karena jumlah kasus mulai meningkat lagi dalam beberapa hari terakhir.
Per Senin (22/2), tingkat kejadian kasus selama tujuh hari secara nasional kembali menjadi 61 kasus per 100.000 orang. Padahal dalam beberapa minggu terakhir, kasus itu turun menjadi hampir 50 kasus.
"Kami melihat bahwa jumlahnya meningkat lagi. Ini sangat mengganggu, dan membawa ke beberapa ketidakpastian," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn kepada media ARD, Minggu (21/2). Ia juga mendesak agar masyarakat untuk "berhati-hati".
Spahn mengatakan pekan lalu bahwa varian Inggris yang lebih menular menyebar dengan cepat di Jerman. Meski begitu, Menteri Urusan Keluarga Franziska Giffey mendukung keputusan dibukanya kembali sekolah pada hari Senin.
Dia mengakui bahwa sekolah-sekolah mungkin harus ditutup lagi di daerah yang memiliki kasus tinggi.