Seperti dilansir Reuters, Kamis (18/2/2021), Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard, menuturkan bahwa tiga perempat dari dosis pertama vaksin Corona telah diberikan kepada warga dari 10 negara yang menyumbang 60 persen produk domestik bruto (GDP) global.
Sementara, lanjut Ebrard, di lebih dari 100 negara lainnya tidak memiliki pasokan vaksin Corona untuk diberikan kepada warganya.
"Kami mendesak negara-negara untuk menghindari penimbunan vaksin dan mempercepat tahap pertama pengiriman COVAX, untuk memprioritaskan negara-negara dengan sumber daya yang lebih sedikit," ucap Ebrard di hadapan Dewan Keamanan PBB, di mana Meksiko menjadi salah satu anggotanya.
Ebrard menyatakan sejauh ini tidak ada vaksin yang didistribusikan di bawah program COVAX, yang bertujuan memastikan akses yang setara dan adil terhadap vaksin Corona untuk seluruh negara di dunia.
Para pejabat dari Organisasi Kesehatan Pan Amerika menuturkan bahwa negara-negara bisa memperkirakan pengirman vaksin dari COVAX segera, meskipun pasokan pertama diperkirakan masih sedikit.
Secara keseluruhan, 190 negara telah bergabung dengan program COVAX. Program ini dijalankan secara bersama-sama oleh GAVI Alliance, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Koalisi Inovasi Kesiapan Epidemi dan UNICEF.
"Sangat mendesak untuk bertindak, untuk membalikkan ketidakadilan yang kini terjadi karena keamanan seluruh manusia bergantung padanya," cetus Ebrard.
Meksiko sendiri telah menandatangani perjanjian dengan beberapa perusahaan farmasi internasional untuk pembelian jutaan dosis vaksin Corona bagi 126 juta warganya di tengah penundaan pengiriman dan kekurangan pasokan global.
Simak video 'Presiden Afsel Minta Negara Maju Tak Timbun Vaksin':
(nvc/ita)