Perdana Menteri Australia Scott Morrison kian mendapat tekanan setelah seorang mantan staf Partai Liberal yang mengaku diperkosa di Gedung Parlemen, menuduh pemerintah telah mengungkapkan rincian sensitif terkait kasusnya.
Seperti dilansir AFP, Rabu (17/2/2021), para pengkritik menuntut perbaikan atas 'budaya toxic dan seksis' dalam dunia politik Canberra, setelah mantan staf itu mengakui pada pekan ini bahwa dirinya dilecehkan secara seksual oleh seorang kolega prianya, yang juga staf Partai Liberal, dua tahun lalu.
Saat melaporkan kejadian di kantor Menteri Pertahanan, Linda Reynolds, mantan staf itu mengaku diperlakukan seperti "persoalan politik" dan menyebut kasus itu salah urus. Dia menuduh pemerintah telah mempublikasikan elemen-elemen kunci dari kasus pemerkosaan dirinya, yang bahkan tidak diberitahukan kepada dirinya sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Retorika menyalahkan korban secara terus-menerus oleh Perdana Menteri, secara pribadi sangat mengganggu saya dan banyak korban selamat lainnya," kata mantan staf itu dalam sebuah pernyataan kepada media setempat.
PM Morrison awalnya membela pendekatan pemerintahnya terhadap kasus tersebut sebelum akhirnya meminta maaf. Pada Rabu (17/2) waktu setempat, dia menghadapi pertanyaan lebih lanjut tentang apa yang dia ketahui soal kasus itu. Morrison mengklaim dirinya tidak tahu apa-apa soal kasus itu sampai lima hari lalu.
"Saya tidak senang dengan fakta bahwa kasus itu tidak menjadi perhatian saya, dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa orang-orang mengetahui itu," kata PM Morrison kepada wartawan di Canberra.
Mantan PM Australia, Malcolm Turnbull - juga anggota Partai Liberal - menyebut "tidak dapat dibayangkan" bahwa kasus itu tidak dibahas pada level atas.
"Saya merasa ini luar biasa. Artinya, sangat, sangat, sangat sulit dipercaya, bahwa kantor Perdana Menteri tidak mengetahui insiden itu segera setelah terjadi," katanya kepada ABC.
"Maksud saya, jika tidak tahu, itu berarti sistem gagal total."
Lihat juga Video: Australia Sayangkan Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir
Kelompok oposisi dari Partai Buruh meningkatkan tekanan pada pemerintah dan menyerukan Reynolds harus mengundurkan diri karena kegagalannya.
"Jika saya adalah perdana menteri dan peristiwa-peristiwa ini telah terjadi dan seorang menteri di kabinet saya menyimpan informasi dari saya atau kantor saya, maka mereka tidak akan mempertahankan jabatan itu," kata pemimpin Partai Buruh Australia, Anthony Albanese, kepada Sky News.
Pada hari Selasa (16/2), Morrison mengumumkan ada dua pejabat pemerintah yang akan memimpin peninjauan atas kasus pengaduan pelecehan seksual dan budaya tempat kerja di parlemen.
Parlemen Australia telah berulang kali dikritik karena budaya tempat kerja yang "toxic", diduga memicu penindasan, pelecehan, dan perilaku seksual yang tidak senonoh terhadap wanita.
Koalisi yang berkuasa juga dituduh memiliki "masalah terhadap wanita", dengan banyaknya politisi wanita terkenal mengundurkan diri dari parlemen menjelang pemilu 2019. Beberapa dari mereka mengaku penyebabnya adalah karena bullying.
Sebagai tanggapan, Morrison meningkatkan jumlah perempuan di kabinet dan mengatakan langkah-langkah lain telah diambil untuk meningkatkan budaya tempat kerja parlemen.