Warga Myanmar di Jepang Kembali Demo Tolak Kudeta Militer

Warga Myanmar di Jepang Kembali Demo Tolak Kudeta Militer

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 14 Feb 2021 15:30 WIB
demo antikudeta di Jepang
Warga Myanmar di Jepang Tolak Kudeta (Foto: AP Photo)
Tokyo -

Ribuan orang Myanmar yang tinggal di Jepang melakukan aksi protes kudeta di pusat kota Tokyo pada Minggu (14/2). Beberapa orang memegang foto Aung San Suu Kyi dan sejumlah tulisan yang menyesalkan hilangnya hak asasi manusia di Myanmar.

Seperti dilansir dari Associated Press, Minggu (14/2/2021) demo itu dimulai di taman dan terus bergerak menyusuri jalan-jalan di sekitar Tokyo. Para polisi terlihat melakukan penjagaan.

"Saya tidak suka pemerintahan militer," kata Sum Lut Htu Ti, seorang pekerja restoran yang telah tinggal di Jepang selama tiga dekade.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berbaris bersama dengan kelompok etnis Kachin, sambil mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni.

"Saya ingin berjuang untuknya," katanya tentang Aung San Suu Kyi.

ADVERTISEMENT

Baru-baru ini demonstrasi di Tokyo kian berkembang untuk menolak kudeta Myanmar. Beberapa hari yang lalu, mereka berkumpul sambil memegang lilin dan tongkat bercahaya buatan di malam hari.

Sejumlah perwakilan dari serikat buruh juga turun untuk menyuarakan protes mereka di Jepang. Mereka meneriakkan slogan-slogan menuntut kebebasan untuk Aung San Suu Kyi dan menjanjikan solidaritas.

Mereka berharap pemerintah dan masyarakat Jepang akan mencoba membantu Myanmar dengan menolak dan menekan junta, termasuk dengan sanksi ekonomi.

Win Kyaw dan istrinya Ma Thida, keduanya mengenakan warna protes simbolis merah, mengatakan mereka bergabung karena mereka khawatir terkait peningkatan kekerasan di Myanmar.

Ma Thida, yang memegang potret Aung San Suu Kyi, menunjuk ke bunga di rambutnya sendiri, mencatat bahwa dia memakainya dengan bangga untuk menghormatinya.

"Sama seperti di Myanmar, kami di luar negeri merasakan hal yang sama dan ingin mengirimkan pesan kami," kata Win Kyaw, yang telah tinggal di Jepang selama 33 tahun dan bekerja di sebuah restoran.

Dia mengatakan orang-orang di Myanmar hidup dalam ketakutan, tidak seperti di Jepang.

"Semakin lama saya tinggal di Jepang, saya berharap lebih dari sebelumnya negara saya menjadi seperti Jepang," katanya.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads