Rambu-rambu Persaingan Ekstrem AS dan Negeri Tirai Bambu

Round Up

Rambu-rambu Persaingan Ekstrem AS dan Negeri Tirai Bambu

Tim Detikcom - detikNews
Senin, 08 Feb 2021 20:15 WIB
President-elect Joe Biden speaks after the Electoral College formally elected him as president, Monday, Dec. 14, 2020, at The Queen theater in Wilmington, Del. (AP Photo/Patrick Semansky)
Presiden AS Joe Biden (Foto: AP Photo/Patrick Semansky)
Washington -

Amerika Serikat dan China dikenal merupakan dua negara kekuatan besar di dunia. Melihat hal itu, Presiden AS Joe Biden telah mengantisipasi persaingan AS dengan negeri Tirai Bambu itu.

Meski tidak akan saling berkonflik, Biden memperkirakan kedua negara akan saling bersaing ekstrem.

Dalam kutipan wawancara CBS, Biden menyebut dirinya belum berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping sejak pelantikannya sebagai presiden AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia sangat tangguh. Dia tidak memiliki - dan saya tidak bermaksud mengkritik, namun ini faktanya - dia tidak memiliki jiwa demokratis, di tubuhnya," kata Biden seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021).

"Saya sudah mengatakan kepadanya selama ini, bahwa kita tidak perlu menghadapi konflik. Tapi akan ada persaingan ekstrem," kata Biden.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak akan melakukannya seperti Donald Trump. Kami akan fokus pada aturan internasional," imbuhnya.

Biden mengakui bahwa China merupakan pesaing paling serius bagi AS.

"Kita juga akan secara langsung menghadapi tantangan yang ditimbulkan pada nilai-nilai kemakmuran, keamanan dan demokrasi kita oleh pesaing paling serius kita, China," cetus Biden dalam pidato yang disampaikan saat kunjungan pertamanya ke Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (4/2).

"Kita akan mengkonfrontasi penyalahgunaan ekonomi China, melawan tindakan agresifnya untuk menekan kembali serangan China terhadap hak asasi manusia, kekayaan intelektual dan pemerintahan global," tegasnya.

"Tapi kita siap bekerja sama dengan Beijing, ketika Amerika berkepentingan untuk melakukannya," ujar Biden.

China dianggap sebagai musuh strategis nomor satu Amerika Serikat, dan tantangan utama di seluruh dunia.

Sebelumnya, AS di bawah pemerintahan Trump memilih melakukan konfrontasi terbuka dan serangan verbal kepada China. Meski sikap itu tidak memberikan hasil nyata yang membuat defisit perdagangan AS sangat besar dengan China.

Diketahui selama era Trump, hubungan China dan AS merosot ke level terendah sejak terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara tahun 1979 silam. Kedua negara berselisih soal berbagai isu mulai dari perdagangan dan teknologi hingga Hong Kong, Taiwan, dan Xinjiang, serta Laut China Selatan.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads