Empat belas orang dipastikan tewas dan sedikitnya 170 orang hilang akibat banjir bandang India yang dipicu longsornya gletser di kawasan Himalaya.
Seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021) air mengalir ke lembah di utara Himalaya India pada Minggu pagi (7/2), menghancurkan jembatan, jalan, dan dua pembangkit listrik tenaga air.
"Ada awan debu saat air mengalir. Tanah berguncang seperti gempa bumi," kata warga lokal, Om Agarwal kepada TV India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah negara bagian Uttarakhand mengatakan 14 jenazah telah ditemukan dan menurut pejabat lokal 170 orang lainnya hilang. Lima belas orang berhasil diselamatkan.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (8/2/2021):
- Polisi Gunakan Water Cannon untuk Bubarkan Demonstran di Myanmar
Polisi Myanmar menggunakan water cannon untuk membubarkan para pengunjuk rasa anti-kudeta di Naypyidaw, ibukota Myanmar. Massa demonstran menuntut militer untuk membebaskan Aung San Suu Kyi dan tokoh-tokoh lainnya, serta menuntut kembalinya demokrasi.
"Polisi menggunakan water cannon untuk membersihkan (jalan)," kata warga Naypyidaw, Kyaw Kyaw, yang bergabung dalam protes tersebut, seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021).
Seorang fotografer juga menyaksikan insiden itu. Ia menyebut ini adalah penggunaan water cannon pertama yang dilakukan terhadap pengunjuk rasa sejak aksi-aksi demonstrasi dimulai tiga hari lalu.
- Palestina Akan Pakai Kode Pos Sendiri untuk Tegaskan Kedaulatan
Otoritas Palestina mengumumkan pihaknya akan mulai menggunakan kode pos sendiri. Selama ini, surat dan paket pos internasional yang dikirimkan ke Palestina harus melewati Yordania atau Israel.
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (8/2/2021), penggunaan kode pos sendiri untuk Palestina ini akan mempermudah pengiriman paket ke kawasan pendudukan, tapi di sisi lain juga menjadi bentuk penegasan kedaulatan Palestina.
Surat dan paket internasional yang dikirim ke dan dari wilayah Tepi Barat saat ini harus melalui Yordania atau Israel. Dalam kedua kasus, surat dan paket yang ditujukan ke Tepi Barat harus mendapatkan izin oleh Israel, yang menguasai masuknya barang dan bea cukai ke wilayah pendudukan.
Namun pada Minggu (7/2) waktu setempat, Otoritas Palestina (PA) mengumumkan pihaknya telah meminta Serikat Pos Universal untuk memberi tahu negara-negara anggotanya bahwa kode pos Palestina mulai berlaku.
- Biden Ngotot Tak Akan Cabut Sanksi Sebelum Iran Patuhi Komitmen Nuklir
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa dia tidak akan mencabut sanksi secara sepihak terhadap Iran. Biden meminta Iran harus terlebih dahulu mematuhi komitmen kesepakatan nuklirnya meskipun ada tuntutan untuk mencabut sanksi AS dari pemimpin tertinggi Republik Islam itu pada Minggu (7/2).
Seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021) sikap Biden menggarisbawahi tantangan diplomatik yang sulit ketika Biden berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang ditolak oleh pendahulunya, Donald Trump.
Dalam wawancara CBS News, Minggu (7/2) saat ditanya apakah Biden akan menghentikan sanksi untuk meyakinkan Iran agar kembali ke meja perundingan, ia dengan tegas menjawab "Tidak."
- Tolak Kudeta, Warga Myanmar Kembali Gelar Demo Besar-besaran
Massa dengan jumlah besar kembali menggelar aksi protes anti-kudeta di seluruh Myanmar pada hari Senin (8/2) ini. Para pekerja pun melakukan mogok nasional untuk menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan kembalinya demokrasi di negara itu.
Seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021) di Yangon diperkirakan ada ratusan ribu orang yang turun ke jalan - demonstrasi hari ketiga berturut-turut setelah kudeta pekan lalu.
"Gulingkan kediktatoran militer" dan "Lepaskan Daw Aung San Suu Kyi dan yang lainnya," teriak para pengunjuk rasa.
Beberapa demonstran membawa tulisan berbunyi "Selamatkan Myanmar" dan "Kami Ingin Demokrasi", sementara yang lain naik di belakang truk sambil menyanyikan lagu-lagu revolusioner.
"Ini hari kerja, tapi kami tidak akan bekerja meskipun gaji kami dipotong," kata pengunjuk rasa Hnin Thazin (28) yang bekerja di pabrik garmen.
- Korban Tewas 'Tsunami Himalaya' Jadi 14 Orang, 170 Masih Hilang
Empat belas orang dipastikan tewas dan sedikitnya 170 orang hilang akibat banjir bandang India yang dipicu longsornya gletser di kawasan Himalaya.
Seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021) air mengalir ke lembah di utara Himalaya India pada Minggu pagi (7/2), menghancurkan jembatan, jalan, dan dua pembangkit listrik tenaga air.
"Ada awan debu saat air mengalir. Tanah berguncang seperti gempa bumi," kata warga lokal, Om Agarwal kepada TV India.
Pemerintah negara bagian Uttarakhand mengatakan 14 jenazah telah ditemukan dan menurut pejabat lokal 170 orang lainnya hilang. Lima belas orang berhasil diselamatkan.
Sebelumnya pada hari Minggu (7/2), polisi menyebutkan jumlah orang yang hilang lebih dari 200 orang, kebanyakan dari mereka berada di dua lokasi pembangkit listrik.