Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memerintahkan pembentukan dua departemen baru di Universitas Bogazici, universitas paling bergengsi di Turki. Keputusan Erdogan itu dilakukan setelah terjadi demonstrasi selama berminggu-minggu yang memprotes pengangkatan rektor Melih Bulu.
Seperti dilansir Associated Press, Minggu (7/2/2021) dalam berita resmi yang dipublikasikan pada Sabtu (6/2), Erdogan akan membentuk dua fakultas baru yakni Fakultas Hukum dan Komunikasi di Universitas Bogazici. Kritikus mengatakan pembentukan departemen baru akan memungkinkan rektor yang ditunjuk presiden akan mempekerjakan mereka dengan loyalis pemerintah.
Selama lebih dari sebulan, mahasiswa dan fakultas melakukan protes damai atas penunjukan Bulu, yang disebut memiliki hubungan dengan partai yang berkuasa. Mereka menyerukan pengunduran diri Bulu dan ingin universitas diizinkan memilih rektor sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat terbuka kepada Erdogan, para demonstran menyebut keputusan untuk membuka departemen baru sebagai intimidasi dan 'trik'.
"Upaya Anda untuk mengemas universitas kami dengan militan politik Anda sendiri adalah gejala dari krisis politik yang Anda alami," isi surat itu.
Polisi telah menahan ratusan demonstran di sejumlah tempat saat melakukan protes. Sebagian besar kemudian dibebaskan.
Pejabat tinggi pemerintah mengatakan kelompok teroris memprovokasi protes, danErdogan menyebut mahasiswa yang memprotes sebagai teroris. Pernyataan pers kantor gubernur Istanbul telah mencantumkan nomor-nomor penahanan yang diduga terkait dengan kelompok militan sayap kiri dan Kurdi yang dilarang.
Sejumlah pihak dari Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa mengkritik penanganan Turki soal protes serta serangkaian komentar homofobik yang dibuat oleh Erdogan dan pejabat lain.
Erdogan juga membuka beberapa fakultas baru di sejumlah universitas, menutup beberapa fakultas lainnya dan mengangkat 11 rektor di tempat lain.
Para mahasiswa dalam suratnya mengatakan mereka sadar surat itu kemungkinan akan mengakibatkan pengaduan pidana, termasuk karena menghina presiden, tetapi mereka berjanji untuk terus melakukan protes serupa.
(izt/gbr)