Iran mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menyetop dukungan terhadap koalisi Arab Saudi, tak akan menyelesaikan perang di Yaman. Namun, hanya memperbaiki kesalahan masa lalu perang di Yaman.
Seperti dilansir dari AFP, Minggu (7/2/2020), Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada Sabtu (6/2) waktu setempat, menyebut keputusan AS untuk mengakhiri dukungan militer kepada koalisi pimpinan Arab Saudi, gagal menjadi solusi untuk perang enam tahun Yaman.
Arab Saudi dan Iran berada di sisi yang berlawanan dari konflik Yaman, dengan yang pertama mendukung pemerintah yang diakui secara internasional dan yang terakhir mendukung pemberontak Huthi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengakhiri dukungan dan tidak menjual senjata kepada koalisi Arab Saudi, jika bukan merupakan manuver politik, dapat menjadi langkah untuk memperbaiki kesalahan masa lalu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan.
"Iran mendukung segala upaya komunitas global untuk mendukung Yaman dan mengakhiri dukungan penyerang," katanya, seraya menambahkan bahwa langkah AS itu "tidak akan menyelesaikan masalah Yaman sendiri".
Khatibzadeh mengatakan, blokade udara, laut, dan darat Yaman dan serangan militer oleh negara-negara agresor yang dipimpin oleh Arab Saudi harus diakhiri.
"Negara-negara penghasut menyadari kesalahan strategis mereka dalam menginvasi Yaman dan mengakui kesalahan mereka," katanya.
Sebelumnya, AS akan mengakhiri dukungan atas operasi militer koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman, yang telah menyebabkan perang selama enam tahun terakhir dan mengakibatkan lebih dari 110.000 orang meninggal dunia.
Tonton video 'Biden Akhiri Dukungan AS Untuk Serangan Militer Saudi di Yaman':
Simak halaman berita selengkapnya di halaman berikutnya.
"Perang di Yaman harus diakhiri," kata Presiden AS Joe Biden ketika memberikan pernyataan terkait kebijakan luar negerinya pada Kamis (04/02).
Selain itu, Pemerintah Amerika Serikat secara resmi akan segera mencabut penetapan kelompok pemberontak Houthi di Yaman sebagai teroris. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken pada Jumat (5/2) waktu setempat telah menyampaikan kepada Kongres mengenai langkah pencabutan tersebut.
Penetapan Houthi sebagai teroris oleh pemerintahan mantan presiden Donald Trump ini, telah dikecam oleh PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan karena membahayakan bantuan penting bagi warga sipil Yaman.
"Kami telah secara resmi memberitahu Kongres tentang niat Menteri untuk mencabut penetapan ini," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (6/2).