Pujian Houthi Usai Biden Bertekad Akhiri Perang Yaman

Round Up

Pujian Houthi Usai Biden Bertekad Akhiri Perang Yaman

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 21:06 WIB
Operasi militer pimpinan Arab Saudi melawan pemberontak Houthi di Yaman telah terjadi lebih dari enam tahun terakhir.
Ilustrasi Perang Yaman (Foto: Getty Images)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan pihaknya akan mengakhiri dukungan untuk operasi militer pimpinan Arab Saudi melawan kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

"Perang ini harus berakhir," tegas Biden saat berpidato soal kebijakan luar negerinya pada Kamis (4/2) waktu setempat. "Dan untuk menggarisbawahi komitmen kita, kita mengakhiri semua dukungan Amerika untuk operasi ofensif dalam perang di Yaman, termasuk penjualan senjata yang relevan," ucapnya.

Dilansir AFP, Jumat (5/2/2021) dalam pidatonya, Biden juga mengumumkan penunjukan seorang diplomat senior AS, Timothy Lenderking, sebagai Utusan Khusus AS untuk Yaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penunjukan Lenderking ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan diplomasi AS 'untuk mengakhiri perang di Yaman, sebuah perang yang telah menciptakan bencana kemanusiaan'.

"Tim memiliki pengalaman seumur hidup di wilayah tersebut, dan dia akan bekerja dengan utusan PBB dan semua pihak yang berkonflik untuk mendorong resolusi diplomatik," cetus Biden, menyebut nama panggilan Lenderking.

ADVERTISEMENT

Dan diplomasi Tim akan didukung oleh USAID, bekerja untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan menjangkau warga Yaman yang mengalami kehancuran tak tertahankan," imbuhnya.

Tanggapan Houthi

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman menyambut baik rencana Biden untuk mengakhiri dukungan pada koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang di Yaman. Houthi menyebut hal itu bisa menjadi langkah untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan.

"Kami berharap ini akan menjadi awal dari keputusan untuk menghentikan perang di Yaman," kata pejabat politik senior Houthi, Hamid Assem. "Kami optimis tentang itu," imbuhnya.

"Pemerintahan Biden melihat bahwa perang di Yaman menghabiskan biaya besar dan reputasi Amerika telah ternoda oleh pembunuhan rakyat Yaman," ujar Assem.

Assem mengatakan Biden telah membuat keputusan itu setelah menyadari "tujuan perang tidak tercapai" di negara yang digambarkan PBB mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Kami tahu bahwa Amerika adalah yang melawan kami dan senjatanya yang membunuh kami dan menghancurkan segalanya di Yaman," katanya. Assem menambahkan bahwa koalisi yang dipimpin Saudi, yang mendukung pemerintah yang diakui secara internasional untuk melawan kaum Houthi, diperintahkan oleh Amerika.

AS diketahui telah mendukung operasi militer pimpinan Saudi yang berlangsung selama lebih dari enam tahun terakhir di Yaman. Konflik di Yaman, antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dengan koalisi Saudi itu, sejak lama dipandang sebagai perang proxy.

Perang di Yaman dimulai pada 2014, ketika pemerintah Yaman yang relatif lemah mulai menghadapi tekanan dari kelompok Houthi, yang diyakini mendapat dukungan Iran. Tahun berikutnya, perang makin meluas setelah Arab Saudi dan delapan negara lainnya di kawasan itu ikut terlibat, dengan dukungan AS, Inggris, dan Prancis.

Koalisi pimpinan Saudi ini gencar melancarkan serangan-serangan udara di Yaman, yang selain menewaskan para pemberontak Houthi, namun warga sipil tak bersalah juga banyak menjadi korban.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut konflik Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen warga di negara itu ada di ambang kelaparan skala besar.

Biden menegaskan dirinya telah meminta tim penasihatnya untuk urusan Timur Tengah agar memastikan dukungan AS bagi inisiatif yang dipimpin PBB untuk memberlakukan gencatan senjata, membuka saluran kemanusiaan, dan memulihkan perundingan damai yang sudah lama tidak aktif.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads