Pasokan pertama vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Rusia, Sputnik V, telah tiba di Iran pekan ini. Pasokan selanjutnya dari Rusia diperkirakan akan diterima Iran bulan depan.
Seperti dilansir AFP, Jumat (5/2/2021), otoritas Iran tidak menyebutkan lebih lanjut jumlah dosis vaksin yang diterima dari Rusia dalam pasokan pertama ini.
"Pengiriman pertama vaksin dari Moskow telah mendarat di Bandara Imam Khomeini di Teheran," demikian laporan kantor berita IRNA pada Kamis (4/2) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan kantor berita IRNA yang mengutip Duta Besar Iran untuk Moskow, Kazem Jalali, menyebut pasokan kedua dan ketiga dijadwalkan akan dikirimkan ke Teheran pada 18 dan 28 Februari mendatang.
Iran menjadi negara kawasan Timur Tengah yang terdampak Corona paling parah. Sejauh ini, Iran melaporkan lebih dari 1,4 juta kasus Corona di wilayahnya, dengan lebih dari 58 ribu kematian.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadar Lari, dalam pernyataan pada Kamis (4/2) waktu setempat, memperingatkan bahwa situasi pandemi Corona di negara ini 'sensitif dan rapuh'.
Iran menuduh rivalnya, Amerika Serikat (AS), menghambat akses negara itu untuk mendapatkan vaksin Corona melalui sanksi-sanksi yang keras. Meskipun makanan dan obat-obatan secara teknis terhindarkan dari sanksi AS, bank-bank internasional cenderung menolak transaksi yang melibatkan Iran.
Pekan ini, Presiden Hassan Rouhani mengharapkan agar Iran bisa memulai vaksinasi Corona sekitar 18 Februari mendatang.
Selain vaksin Rusia, Iran juga diketahui telah memesan vaksin Corona buatan AstraZeneca-Oxford. Pada Rabu (3/2) waktu setempat, Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki, menuturkan bahwa pihak AstraZeneca akan menyediakan 4,2 juta dosis vaksin Corona buatannya untuk Iran.
"AstraZeneca diproduksi di Rusia, India, dan Korea Selatan, dan Iran menggunakan produk anti-virus Corona ini," tegas juru bicara Kementerian Kesehatan Iran lainnya, Kianoush Jahanpour, kepada AFP.
Vaksin AstraZeneca itu diketahui dibeli via COVAX, program berbagi vaksin yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tujuan memastikan akses vaksin yang sama dan setara untuk seluruh negara di dunia ini.