Turki Tuduh AS Dalangi Upaya Kudeta Tahun 2016

Turki Tuduh AS Dalangi Upaya Kudeta Tahun 2016

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 09:39 WIB
Turkeys minister of Interior Suleyman Soylu gestures as he speaks during a joint press conference with Turkeys Foreign Minister, Treasury and Finance Minister and Justice Minister after attending the meeting of 5th Reform Action Group in Ankara, on December 11, 2018. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Suleyman Soylu (dok. Adem ALTAN/AFP)
Ankara -

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, menuduh Amerika Serikat (AS) ada di balik upaya kudeta yang gagal tahun 2016 lalu. Tuduhan ini dilontarkan saat Turki sedang berupaya meningkatkan hubungan dengan AS yang merupakan sekutunya di NATO.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (5/2/2021), lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemerintahannya pada 15 Juli 2016, saat tentara-tentara yang membangkang menguasai pesawat tempur, helikopter militer dan tank untuk merebut institusi negara.

Turki sejak lama menyalahkan ulama Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan yang mengasingkan diri ke Pennsylvania, AS. Otoritas Turki juga melakukan operasi penindakan besar-besaran terhadap jaringan yang disebut terkait Gulen, yang dikenal dengan sebutan FETO. Gulen telah membantah terlibat upaya kudeta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Kamis (4/2) waktu setempat, dalam wawancara dengan surat kabar lokal Hurriyet, Soylu menyebut AS mengatur upaya kudeta, sementara jaringan Gulen yang melaksanakannya.

"Eropa sangat antusias tentang hal itu," ujar Soylu, menegaskan kembali pandangan yang disebutnya telah dia ungkapkan sejak upaya kudeta digagalkan.

ADVERTISEMENT

"Jelas sekali bahwa Amerika Serikat berada di balik insiden 15 Juli (upaya kudeta-red). FETO-lah yang melaksanakannya atas perintah mereka," ujar Soylu melontarkan tuduhannya.

Tuduhan Soylu ini dilontarkan saat Turki tengah berupaya memperbaiki hubungan yang memburuk dengan AS, setelah tahun lalu AS menjatuhkan sanksi terhadap Turki terkait pembelian sistem pertahanan udara Rusia.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads