Dikritik Soal Demo, Turki Ingatkan Jangan Campur Tangan Urusan Dalam Negeri

Dikritik Soal Demo, Turki Ingatkan Jangan Campur Tangan Urusan Dalam Negeri

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Kamis, 04 Feb 2021 18:23 WIB
President of Turkey Recep Tayyip Erdogan makes a statement after chairing the cabinet meeting in Ankara, on December 14, 2020. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: AFP/ADEM ALTAN)
Ankara -

Pemerintah Turki menepis kritikan internasional terkait aksi protes selama sebulan yang terjadi di salah satu universitas top negara itu. Pihaknya memperingatkan bahwa kritik semacam itu dapat mendorong tindakan ilegal.

"Kami memperingatkan kalangan tertentu (di luar negeri) untuk tidak menggunakan bahasa provokasi yang mengarah kepada cara dan tindakan ilegal," kata Kementerian Luar Negeri Turki tanpa merujuk negara tertentu.

"Tidak ada tempat bagi siapa pun untuk campur tangan urusan dalam negeri Turki," lanjutnya dilansir Reuters, Kamis (4/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para mahasiswa dan dosen di Universitas Bogazici, Istanbul telah memprotes penunjukan Melih Bulu, seorang akademisi dan mantan kandidat politik, oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai rektor. Mereka mengatakan proses penunjukannya tidak demokratis.

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menyebut beberapa mahasiswa yang terlibat unjuk rasa adalah LGBT yang menyimpang, sementara Erdogan mengatakan pada hari Rabu (3/2) bahwa "tidak ada yang namanya LGBT".

ADVERTISEMENT

Amerika Serikat pada hari Rabu (3/2) menyatakan keprihatinannya setelah terjadi penahanan para mahasiswa dan demonstran lainnya, dan mengutuk seruan anti-LGBTQI.

Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyerukan diakhirinya penggunaan kekerasan yang berlebihan kepada mahasiswa dan pengunjuk rasa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pemerintahnya tidak akan membiarkan aksi demo tersebut tumbuh menjadi protes anti-pemerintah seperti yang terjadi pada tahun 2013. Erdogan pun menyebut para pengunjuk rasa sebagai teroris.

Sebelumnya, kerusuhan juga pernah terjadi dalam sebuah demonstrasi terbesar pada 2013, saat itu ratusan ribu orang berdemo menentang rencana pemerintah untuk membangun replika barak Ottoman di Taman Gezi Istanbul.

"Negara ini tidak akan dijalankan oleh teroris. Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mencegah ini," kata Erdogan kepada para anggota partainya, AKP. Dia mengatakan pengunjuk rasa tidak memiliki nilai-nilai nasional dan spiritual Turki dan merupakan anggota kelompok teroris.

"Apakah Anda pelajar atau teroris yang mencoba menyerang ruang rektor?" kata Erdogan. "Negara ini tidak akan lagi menyiarkan acara Gezi di Taksim, tidak akan mengizinkannya. Kami tidak mendukung teroris," imbuhnya.

Sementara itu, Bulu menegaskan dirinya tidak akan mundur meskipun diprotes. "Saya tidak pernah berpikir untuk mengundurkan diri," kata Bulu kepada para wartawan seperti dikutip media Turki.

Pemimpin utama partai oposisi, Kemal Kilicdaroglu, juga menyerukan pengunduran diri Bulu. Walikota Ankara Mansur Yavas mendesak Bulu dalam surat terbuka untuk mengorbankan posisinya demi perdamaian akademis, pemuda dan masa depan Turki.

Bulu, yang pernah mencalonkan diri di parlemen melalui Partai AKP, mengatakan kepada penyiar Haber Turk bahwa krisis akan selesai total dalam enam bulan.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads