Rektor Istanbul Tegaskan Tak Akan Mundur Meski Diprotes Mahasiswa

Rektor Istanbul Tegaskan Tak Akan Mundur Meski Diprotes Mahasiswa

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 03 Feb 2021 18:03 WIB
Supporters hold a banner with a photo of Turkish President Tayyip Erdogan during a pro-government demonstration in Sarachane park in Istanbul, Turkey, July 19, 2016. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Ilustrasi Demo di Turki (Foto: Alkis Konstantinidis/Reuters/detikFoto)
Istanbul -

Rektor Universitas Bogazici di Turki menegaskan dirinya tak akan mundur meski unjuk rasa mahasiswa terus berlangsung. Para mahasiswa itu menyatakan protes terhadap kebijakan Presiden Recep Tayyip Erdogan atas penunjukan sang rektor.

Lebih dari 300 mahasiswa dan pendukung ditahan di Istanbul dan ibu kota Ankara setelah bentrok dengan polisi tak terelakkan pada minggu ini.

Dilansir AFP, Rabu (3/2/2021), unjuk rasa pecah setelah Erdogan menunjuk loyalis partai, Melih Bulu, sebagai rektor universitas elite Bogazici di Istanbul pada awal tahun 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulu adalah kandidat dalam pemilihan umum tahun 2015 untuk partai AKP yang menaungi Erdogan.

"Saya tidak pernah berpikir untuk mengundurkan diri," kata Bulu kepada situs berita lokal Haber Turk.

ADVERTISEMENT

"Saya memperkirakan krisis ini akan berakhir dalam enam bulan dan akan demikian."

Demonstrasi yang diprakarsai oleh para pemuda juga pernah terjadi di tahun 2013. Mereka menggemakan protes untuk menentang rencana penghancuran taman Istanbul dan menentang pemerintahan Erdogan.

Demonstrasi berubah menjadi kekerasan pada hari Selasa (2/2), saat polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet saat dilempari dengan berbagai benda dari kerumunan demonstran.

Perselisihan tentang penunjukan rektor semakin memanas setelah pengunjuk rasa menggantung poster di dekat kantornya yang menggambarkan situs paling suci umat Islam bersanding dengan logo LGBT pekan lalu.

Klub LGBT universitas dibubarkan setelah insiden itu, tetapi Bulu mengatakan dia mendukung gerakan tersebut.

"Bogazici sebagai institusi menghormati setiap identitas," kata Bulu. "Saya adalah orang yang membela hak dan kebebasan individu LGBT."

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan 79 orang yang ditahan adalah anggota kelompok teror, termasuk Front-Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP/C).

"Mereka sudah menduduki kantor rektor. Saya tidak bisa membiarkan ini ketika saya menjadi menteri dalam negeri," katanya.

Soylu menposting kicauan via Twitter pada hari Sabtu (30/1) bahwa 'empat LGBT aneh' telah ditahan karena menghasut kebencian dengan poster mereka.

Twitter menyembunyikan postingan itu dengan peringatan bahwa itu melanggar aturan platform tentang perilaku penuh kebencian. Twitter juga menyembunyikan postingan serupa dari Soylu pada hari Selasa (2/2).

Halaman 2 dari 2
(izt/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads