Pendukung 'Partai Patriot' untuk Trump Berkembang Pesat di Facebook

Pendukung 'Partai Patriot' untuk Trump Berkembang Pesat di Facebook

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 03 Feb 2021 15:24 WIB
President Donald Trump and first lady Melania Trump walk to board Marine One on the South Lawn of the White House, Wednesday, Jan. 20, 2021, in Washington. Trump is en route to his Mar-a-Lago Florida Resort. (AP Photo/Alex Brandon)
Donald Trump dan istrinya, Melania, saat meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari lalu (dok. AP/Alex Brandon)
Washington DC -

Para pendukung mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menggalang dukungan di media sosial untuk gagasan pembentukan 'Partai Patriot'. Kajian terbaru menunjukkan bahwa upaya penggalangan dukungan itu mengalami perkembangan cukup pesat.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (3/2/2021), dalam upayanya, para pendukung Trump itu dilaporkan menggunakan referensi kelompok milisi dan bahkan mempromosikan campuran teori-teori konspirasi.

Kampanye online untuk usulan alternatif dari Partai Republik itu juga diketahui sebelumnya mempromosikan gerakan 'Stop the Steal' di berbagai wilayah AS. Gerakan itu mengklaim Trump kalah pilpres karena ada kecurangan secara luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah perselisihan dengan beberapa pemimpin Partai Republik usai rusuh Gedung Capitol pada 6 Januari lalu, Trump diketahui membahas soal pembentukan sebuah partai politik baru. Hal itu diungkapkan sejumlah penasihatnya. Namun, komisi aksi 'Save America PAC' yang dicetuskan Trump baru-baru ini menyatakan sang mantan presiden telah mengesampingkan gagasan partai baru untuk saat ini.

Kendati demikian, upaya penggalangan dukungan untuk partai baru itu semakin berkembang pesat di media sosial, terutama Facebook. Hasil kajian terbaru dari kelompok pemantau Tech Transparency Project (TTP) menyatakan beberapa kelompok dengan nama 'Partai Patriot' memperoleh ribuan anggota dalam hitungan hari.

ADVERTISEMENT

Pihak Facebook belum memberikan komentarnya atas temuan itu. Para pengkritik media sosial itu menyebut Facebook memainkan peran besar dalam memungkinkan penyebaran informasi keliru dan seruan kekerasan terkait pemilu, mengingat basis penggunanya yang luas.

Jejaring sosial terbesar di dunia itu memang telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi masalah itu, termasuk dengan melarang frasa 'stop the steal' setelah rusuh Gedung Capitol dan secara pernanen menghentikan rekomendasi kelompok sipil dan politik yang didorong algoritma.

Facebook juga telah memblokir Trump untuk mengakses akun Facebook dan Instagramnya atas kekhawatiran memicu kerusuhan lebih lanjut.

Dalam kajiannya, TTP melaporkan pihaknya menemukan 51 kelompok dan 85 halaman Facebook yang mempromosikan simbol atau logo 'Partai Patriot' kepada puluhan ribu followers -- data ini tercatat hingga 20 Januari. Lebih dari separuh akun-akun itu dibuat setelah pilpres AS pada November 2020.

Facebook telah menghapus beberapa akun tersebut, termasuk salah satu akun kelompok yang dibuat 17 Januari dan telah memiliki 105 ribu anggota dalam waktu 8 hari saja. Namun menurut TTP, penegakannya cenderung 'sedikit demi sedikit' dan lusinan akun lainnya masih aktif di platform tersebut.

Beberapa pengelola forum itu telah secara terang-terangan menyatakan dukungan untuk milisi sayap kanan jauh seperti Three Percenters dan the Oath Keppers, meskipun Facebook telah melarang 'gerakan sosial militer' di platformnya sejak Agustus tahun lalu.

Salah satu postingan tanggal 6 Januari dalam sebuah akun privat kelompok Facebook bernama 'Patriot Party' mengarahkan lebih dari 2 ribu anggotanya ke situs eksternal dan mendesak mereka untuk 'bergabung dengan milisi lokal Anda'. TTP memiliki screenshot dari postingan meresahkan tersebut.

Dukungan untuk gagasan 'Partai Patriot' juga berkembang di platform media sosial dan situs-situs berita online lainnya. Dukungan itu, menurut data perusahaan intelijen media Zignal Labs, mencapai puncaknya saat pelantikan Presiden Joe Biden pada 20 Januari lalu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads