Strata Indonesia dalam soal penanganan Corona masih kalah dengan Vietnam. Namun, Indonesia unggul di atas Amerika Serikat.
Dilansir dari ABC Australia, Jumat (29/1/2021) lembaga think thank Australia, Lowy Institute, telah mengumpulkan banyak data untuk menghasilkan informasi interaktif baru yang menilai penanganan terhadap virus Corona di 98 negara.
Para peneliti melacak angka kasus COVID-19 di setiap negara, serta kematian yang terkonfirmasi dan tingkat pengujian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selandia Baru menempati strata teratas, diikuti oleh Vietnam, Taiwan dan Thailand, yang masing-masing menempati peringkat kedua, ketiga dan keempat.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga sempat mendapat pujian dari WHO atas penanganannya terhadap pandemi ini.
Sementara itu, Australia juga tampil kuat dan menduduki peringkat kedelapan di dunia.
Sedangkan Amerika Serikat dihantam keras pandemi dan merana di dekat bagian bawah tabel, di nomor 94. Indonesia dan India tidak jauh lebih baik, masing-masing berada di nomor 85 dan 86 dari 98 negara.
Lowy Institute tidak menilai penanganan pandemi oleh China dengan alasan kurangnya data pengujian yang tersedia untuk umum.
Herve Lemahieu dari Lowy Institute mengatakan data interaktif itu menunjukkan bahwa negara-negara kecil biasanya menangani COVID-19 lebih efektif daripada negara-negara besar.
"Negara-negara dengan populasi kurang dari 10 juta orang terbukti lebih gesit, rata-rata, daripada mayoritas negara yang lebih besar dalam menangani keadaan darurat kesehatan," katanya kepada podcast Coronacast ABC.
Beberapa negara kecil - termasuk Siprus, Rwanda, Islandia, dan Latvia - melengkapi daftar 10 negara teratas dalam penelitian tersebut.
Lemahieu mengatakan data itu juga membantah teori bahwa rezim otoriter telah mengelola krisis lebih efektif daripada demokrasi.
"Rezim otoriter, rata-rata, dimulai dengan lebih baik - mereka mampu memobilisasi sumber daya lebih cepat, dan lockdown (penguncian) datang lebih cepat," kata Lemahieu.