China selama ini memandang Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayahnya, yang suatu hari harus dipersatukan kembali, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada akhir pekan, bahwa komitmen AS untuk Taiwan "sangat kuat". Hal ini disampaikan seiring Taiwan melaporkan beberapa jet tempur dan pesawat pembom China telah terbang ke zona pertahanan udaranya.
Taiwan mengeluarkan peringatan dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau aksi militer China tersebut, yang pada hari Sabtu (23/1) terdiri dari pesawat pembom, jet tempur, dan pesawat anti-kapal selam.
Beijing pada Rabu (27/1) ini membela latihan militernya di dekat Taiwan itu seperlunya untuk "menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial."
"Itu (latihan) dengan sungguh-sungguh memperingatkan pasukan eksternal untuk menghentikan gangguan dan dengan tegas memperingatkan ... pasukan separatis untuk menghentikan provokasi," kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Beijing.
Zhu menekankan bahwa China memiliki opsi untuk "mengambil semua tindakan" untuk menangani gangguan, termasuk penggunaan kekuatan.
Taiwan memisahkan diri dari Beijing pada akhir perang saudara pada tahun 1949 dan berada di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China daratan.
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting Taiwan. (ita/ita)