Menteri Kabinet Joe Biden Kompak Bakal Keras terhadap China

Menteri Kabinet Joe Biden Kompak Bakal Keras terhadap China

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 20 Jan 2021 19:33 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Kabinet Pilihan Biden Kompak Ambil Sikap Soal China (Foto: AP Photo/Andrew Harnik)
Washington -

Para menteri yang ditunjuk presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden kompak mengambil sikap yang sama terhadap China. Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, hingga Direktur Intelijen Nasional menyatakan akan menempuh tindakan keras terhadap China.

Pensiunan jenderal Lloyd Austin yang ditunjuk Biden untuk menjadi Menteri Pertahanan, mengatakan pada sidang konfirmasi Senat atas pencalonannya, bahwa China "merupakan ancaman keamanan yang signifikan dan jangka panjang bagi Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kita.

Senada dengan Austin, Antony Blinken, Menteri Luar Negeri pilihan Biden, bertekad bahwa AS akan tetap keras terhadap China. Namun, dia juga menjanjikan era baru kerja sama internasional setelah pendekatan "America First" Donald Trump yang memecah belah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Blinken juga mengatakan bahwa Donald Trump "benar dalam mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap China."

"Saya sangat tidak setuju dengan cara yang ditempuhnya dalam sejumlah bidang, tetapi prinsip dasarnya adalah benar," tutur Blinken seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (20/1/2021).

ADVERTISEMENT

Blinken mendukung pernyataan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Selasa (19/1) bahwa China melakukan genosida terhadap warga Uighur dan sebagian besar orang Muslim lainnya.

Dia pun berjanji akan terus mencari cara untuk memblokir impor produk-produk China yang melibatkan kerja paksa dan mencegah ekspor teknologi yang dapat "melanjutkan represi mereka."

Senada dengan itu, Direktur Intelijen Nasional AS atau DNI, Avril Haines, mengatakan komunitas spionase AS akan meningkatkan fokusnya pada China sebagai ancaman utama.

"Untuk menjaga integritas komunitas intelijen kita, DNI bersikeras bahwa dalam hal intelijen tidak ada tempat untuk urusan politik," katanya kepada Komite Intelijen Senat, yang memverifikasi pencalonannya.

"DNI harus memprioritaskan transparansi, akuntabilitas, ketelitian analitis, memfasilitasi pengawasan dan pemikiran yang beragam - bukan sebagai renungan, tetapi sebagai keharusan strategis yang mendukung pekerjaan dan lembaga kita," lanjutnya.

Dalam sidang konfirmasi Senat atas pencalonannya, Haines menegaskan bahwa China merupakan tantangan yang berat.

"Pendekatan kita ke China harus tersusun, dan pada dasarnya memenuhi realitas China yang sangat tegas dan agresif seperti yang kita lihat hari ini," katanya.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads