Dunia saat ini tengah menghadapi ketidakpastian dan mengalami perubahan lingkungan strategis. Dalam hal ini, Indonesia dan Rusia yang telah memiliki hubungan sejak lama serta mengalami pasang dan surut, dinilai perlu merespon hal tersebut dengan meningkatkan kemitraan bilateral.
Hal tersebut disampaikan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, dalam sebuah webinar pada Jumat (15/1) waktu setempat, seperti disampaikan melalui keterangan pers KBRI Moskow yang diterima detikcom, Sabtu (16/1/2021).
Dubes Tavares memberikan keynote speech dalam webinar bertajuk "Ambassador Insight: Indonesia and Russia's Relations in Response to the Changing Strategic Environment" yang diikuti oleh mahasiswa dan civitas academica Universitas Kristen Indonesia (UKI) secara virtual. Webinar dibuka oleh Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Hardjono dan dimoderatori oleh Direktur Hubungan Internasional UKI, Dr. Lisa Gracia Kailola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam webinar itu, Dubes Tavares memaparkan bahwa hubungan Indonesia dengan Rusia telah terjalin dengan sangat baik, bahkan pada masa awal berdirinya negara Republik Indonesia.
"Dukungan diplomatik, bantuan pasokan persenjataan serta penasihat militer Rusia pada dekade 1960-an merupakan faktor penting dalam perjuangan mengembalikan Irian Barat atau Papua ke pangkuan ibu pertiwi. Hubungan bilateral mengalami surut pada sejak akhir 1960-an hingga 1980-an dengan dilatari Perang Dingin," papar Dubes Tavares.
"Pemulihan hubungan bilateral yang dimulai dengan pertemuan Presiden Suharto dengan Presiden Gorbachev pada tahun 1989 terus berlanjut hingga saat ini. Presiden Joko Widodo telah berkunjung ke Rusia dan bertemu Presiden Vladimir Putin pada saat menghadiri KTT ASEAN-Rusia di Sochi pada tahun 2016," imbuhnya.
Dubes Tavares menambahkan bahwa Indonesia dan Rusia memiliki beberapa kesamaan pandangan dalam isu global seperti dukungan penguatan sistem PBB, serta untuk pengaturan perdagangan bebas multilateral yang bersandar kepada WTO.
"Dalam kerangka bilateral, potensi peningkatan kerja sama sangat besar, terutama di bidang perdagangan, investasi, pariwisata, serta menjadikan Rusia sebagai tempat untuk mempelajari sains dan teknologi tinggi," cetusnya.
Setiap tahun, pemerintah Rusia memberikan alokasi 160 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di Rusia. Demikian pula pemerintah RI memberikan beasiswa kepada mahasiswa Rusia untuk belajar di Indonesia dalam skema Darmasiswa, Bea Siswa Seni dan Budaya (BSBI) dan Kemitraan Negara Berkembang (KNB).
Wakil Ketua KADIN DKI Jakarta, Rainer Tobing, yang juga menjadi pembicara pada webinar tersebut menyampaikan paparan mengenai pengalamannya melakukan kerja sama bisnis dengan mitra pengusaha di Rusia. Rainer Tobing telah berhasil mengembangkan berbagai kerja sama bisnis dengan pengusaha di Rusia, termasuk dalam memasok bir merk Bali Hai, produksi Indonesia, ke pasar Rusia.
Rainer menyatakan bahwa mengembangkan persahabatan adalah modal yang sangat penting dalam melakukan kerja sama bisnis dengan pengusaha Rusia. Dia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan KBRI Moskow selama ini.
Ambassador Insight merupakan rangkaian kegiatan webinar yang diselenggarakan UKI dengan menghadirkan para Duta Besar RI sebagai pembicara utama. Webinar kali merupakan yang kedua kali, di mana sebelumnya menghadirkan Duta Besar RI untuk RRT yang juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Rusia.