Kebakaran besar menghanguskan kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh bagian selatan. Ratusan rumah yang menjadi tempat tinggal ribuan pengungsi Rohingya hancur akibat dilalap api.
Seperti dilansir CNN, Jumat (15/1/2021), Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau UNHCR menuturkan lebih dari 500 shelter -- rumah bagi sekitar 3.500 pengungsi -- hancur total atau sebagian akibat kebakaran pada Kamis (14/1) dini hari itu.
Sedikitnya 150 toko dan sebuah fasilitas milik sebuah LSM yang ada di kompleks yang sama juga hancur akibat dilalap api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto-foto dan video yang diterima Reuters dari seorang pengungsi Rohingya di kamp Nayapara menunjukkan keluarga-keluarga menyisir puing-puing kebakaran. Hanya sedikit yang tersisa di kamp yang sudah berdiri selama beberapa dekade ini.
"Semua orang menangis," tutur seorang pengungsi yang bernama Mohammed Arakani. "Mereka kehilangan semua harta benda mereka. Mereka kehilangan semuanya, sepenuhnya hangus terbakar, mereka kehilangan semua barang mereka," imbuhnya.
UNHCR menyatakan pihaknya menyediakan tempat penampungan, material, pakaian musim dingin, makanan hangat dan layanan medis untuk para pengungsi Rohingya yang kehilangan shelter mereka di distrik Cox's Bazar.
Tidak ada laporan korban jiwa akibat kebakaran ini.
Penyebab kebakaran ini masih dalam penyelidikan.
"Para pakar keamanan bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelidiki penyebab kebakaran," sebut UNHCR dalam pernyataannya.
Deputi pejabat pemerintah Bangladesh yang mengurusi pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, mengungkapkan bahwa petugas pemadam membutuhkan waktu dua jam untuk memadamkan api, namun terhalang oleh ledakan tabung gas yang ada di dalam shelter.
Kebakaran itu menghancurkan sebagai kamp yang dihuni pengungsi Rohingya yang kabur dari Myanmar setelah adanya operasi militer di Rakhine. Beberapa pekan terakhir, pemerintah Bangladesh memindahkan ribuan pengungsi Rohingya di antaranya ke sebuah pulau terpencil.