Menteri Pertahanan (Menhan) Turki meminta Amerika Serikat (AS) untuk berdialog tentang pembelian kontroversial Turki atas sistem pertahanan udara Rusia. Turki mendesak Washington untuk tidak menggunakan sanksi dan ancaman.
Dilansir AFP, Kamis (14/1/2021), Menhan Turki Hulusi Akar juga mengatakan kepada para wartawan asing di Ankara, ibu kota Turki pada Rabu (13/1) waktu setempat, bahwa Turki sedang dalam pembicaraan untuk menerima gelombang kedua rudal canggil S-400 dari Rusia, yang bersaing dengan rudal Patriot buatan AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah ini akan menjadi tantangan langsung bagi Presiden terpilih AS Joe Biden, yang diperkirakan akan mengambil tindakan lebih keras terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Washington bulan lalu telah menjatuhkan sanksi untuk badan pengadaan militer Turki berdasarkan undang-undang 2017. Sanksi itu merupakan hukuman atas pembelian militer besar-besaran dari Rusia.
Akar menekankan perlunya dialog kedua negara untuk mengatasi kekhawatiran Washington.
"Mari kita duduk, kita bicara, kita berusaha mencari jalan untuk menyelesaikannya," kata Akar.
"Keyakinan tulus kami adalah dialog, dialog, dialog... Tanpa dialog, dengan hal-hal seperti sanksi, bahasa yang mengancam, sungguh tidak mungkin untuk mencapai apapun," ungkapnya.
Baca juga: Babak Baru Rekonsiliasi Arab Saudi-Qatar |
Turki melakukan pembelian rudal S-400 setelah gagal memenuhi persyaratan pengiriman Patriot dengan pabrikan mereka Raytheon.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bulan lalu bahwa sanksi akan tetap berlaku selama S-400 tetap menjadi bagian dari pertahanan Turki.