Puluhan ribu warga Malaysia terpaksa mengungsi akibat banjir. Beberapa warga harus dievakuasi dengan sebuah ekskavator, bahkan ada yang nekat berenang menembus genangan banjir yang nyaris mencapai kedalaman 2 meter demi menyelamatkan diri ke tempat lebih aman.
Seperti dilansir AFP, Rabu (6/1/2021), musim penghujan tahunan di Malaysia kerap memicu banjir, namun warga setempat menyebut banjir awal tahun ini merupakan yang terparah dalam beberapa dekade terakhir.
Lebih dari 28 ribu orang dievakuasi akibat banjir yang menerjang area pantai timur Malaysia tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pahang menjadi wilayah yang terdampak banjir paling parah, dengan lebih dari 21 ribu orang dievakuasi dalam beberapa hari terakhir. Nyaris 4 ribu orang lainnya terpaksa dievakuasi dari rumah-rumah mereka di wilayah Johor dan ribuan orang lainnya dievakuasi di beberapa wilayah lainnya.
Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas akibat banjir di wilayah Pahang dan Johor.
Pada Rabu (6/1) waktu setempat, menurut seorang jurnalis AFP di lokasi, sekelompok warga desa di Kampung Sementeh, Pahang, harus dievakuasi dengan sebuah ekskavator -- alat berat yang digunakan untuk penggalian. Akses ke desa tersebut terputus akibat banjir.
Seorang wanita hamil dan seorang nenek yang sedang sakit termasuk dalam sejumlah warga yang duduk di bagian sekop raksasa pada mesin alat berat tersebut, sementara yang lain berpegangan di kedua sisi ekskavator tersebut. Kendaraan itu melaju di tengah genangan banjir yang cukup dalam.
"Sudah tiga hari hujan terus, makanan mulai menipis, beberapa toko tutup," tutur pekerja pabrik setempat, Juzaili Mat Zain (44), yang membantu mengatur evakuasi dengan ekskavator itu.
"Tidak ada perahu milik pemerintah atau truk besar yang bisa membantu (evakuasi)," imbuhnya kepada AFP.
Juazaili menyebut aliran listrik ke desa tersebut padam dan beberapa rumah tergenang banjir.
Seorang warga lainnya, Ahmad Saad Mohamad (48), menyebut banjir tahun ini merupakan yang terburuk di area itu selama empat dekade terakhir.
"Kami kecewa dan marah. Sudah tiga hari dan belum ada bantuan dari pemerintah," ucapnya kepada AFP.