Malaysia tengah dalam pembicaraan untuk membeli 6,4 juta dosis vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Rusia, Sputnik V. Malaysia juga berniat untuk meningkatkan pembelian vaksin Corona buatan Pfizer-BioNTech di tengah upaya memperkuat 'persenjataan' melawan pandemi ini.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (23/12/2020), otoritas Malaysia disebut menghabiskan dana US$ 500 juta (Rp 7,1 triliun) untuk membeli pasokan vaksin Corona yang cukup guna memvaksinasi 26,5 juta warganya, atau sekitar 82,8 persen dari total populasi negara ini.
Malaysia sejauh ini sudah membeli pasokan vaksin Corona dari Pfizer dan AstraZeneca, dan mengharapkan untuk mengamankan vaksin Corona lainnya buatan China dan Rusia, serta berpartisipasi dalam fasilitas global COVAX yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituturkan Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia, Khairy Jamaluddin, kepada wartawan bahwa pemerintah telah meningkatkan target pasokan vaksin Corona dengan memperhitungkan risiko bahwa beberapa vaksin mungkin tidak disetujui oleh regulator, atau jika produsen gagal mengirimkannya.
"Kami ingin memiliki lebih banyak penyangga," sebutnya.
Selain melakukan pembicaraan dengan Institut Gamaleya Rusia yang mengembangkan vaksin Sputnik V, otoritas Malaysia juga tengah berdiskusi dengan produsen vaksin Corona asal China seperti Sinovac Biotech Ltd dan CanSino Biologics untuk membeli vaksin buatan mereka.
Kesepakatan dengan produsen vaksin asal China dan Rusia, sebut Khairy, juga mencakup kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Malaysia untuk melakukan pengerjaan pengisian dan pengemasan vaksin.
Malaysia diketahui telah mengamankan 6,4 juta dosis vaksin Corona buatan AstraZeneca melalui COVAX, yang mencapai dua kali lipat dari jumlah yang disetujui untuk dibeli dari produsen tersebut.
Khairy menambahkan bahwa pemerintah Malaysia sedang bernegosiasi dengan Pfizer soal opsi meningkatkan pembelian vaksin untuk mencakup 20 persen populasi lainnya.
Sejauh ini, otoritas Malaysia telah membeli 12,8 juta dosis vaksin Pfizer dengan pengiriman pertama diharapkan akan tiba di negara itu pada Februari tahun depan.