Otoritas India menggelar latihan secara nasional sebelum memulai program vaksinasi virus Corona (COVID-19) massal yang akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Regulator obat-obatan India dilaporkan telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Corona buatan AstraZeneca dan Oxford University.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (2/1/2021), panel pemerintah pada Jumat (1/1) waktu setempat merekomendasikan penggunaan darurat vaksin AstraZeneca-Oxford dan suntikan pertama akan diberikan pekan depan setelah Otoritas Pengendalian Standar Obat Pusat India (CDSCO) memberikan persetujuan akhir.
Dua sumber yang memahami rencana vaksinasi Corona di India menuturkan kepada Reuters bahwa CDSCO pada Jumat (1/1) waktu setempat, telah memberikan izin untuk penggunaan darurat vaksin tersebut. Perwakilan CDSCO enggan berkomentar sebelum pernyataan resmi akan disampaikan CDSCO di kemudian hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan salah satu sumber tersebut bahwa otoritas India berharap untuk memulai vaksinasi Corona di wilayahnya secepat mungkin, kemungkinan besar pada Rabu (6/1) mendatang.
India yang sejauh ini mencatat lebih dari 10,2 juta kasus Corona dan menempati peringkat kedua sebagai negara dengan total kasus Corona terbanyak di dunia, menetapkan target ambisius untuk memvaksinasi 300 juta orang dari total 1,3 miliar jiwa populasinya, hingga pertengahan tahun 2021.
Institut Serum India, salah satu produsen vaksin terbesar di dunia, telah menimbun puluhan juta dosis vaksin Corona buatan AstraZeneca-Oxford yang bernama Covishield, yang siap didistribusikan. Tidak hanya itu, sedikitnya 96 ribu tenaga medis telah mendapat pelatihan untuk menyuntikkan vaksin Corona kepada warga India.
Latihan nasional itu memperlihatkan 25 tenaga medis menerima vaksin tiruan di masing-masing pusat vaksinasi yang nantinya akan didirikan di berbagai wilayah India, dalam uji coba sebelum peluncuran dilakukan.
Tonton video 'Kasus Corona di India Tembus 10 Juta':
Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, menyebut latihan tersebut akan membantu membangun keahlian sehingga 'program vaksinasi yang akan datang dapat dilanjutkan tanpa kesalahan apapun'. Dia juga menyerukan agar kampanye menangkal 'rumor menyesatkan' yang mungkin membuat orang-orang takut untuk mendapatkan vaksin.
Meskipun India menempati peringkat dua dunia untuk total kasus Corona terbanyak setelah Amerika Serikat (AS), tingkat penularannya cenderung menurun secara signifikan dari puncaknya saat pertengahan September dengan 90 ribu kasus per hari. Angka kematian akibat Corona di India juga lebih rendah dari negara lain yang sama-sama terdampak parah.
Sebelum India, Inggris dan Argentina menjadi negara pertama dan kedua yang menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford.
Diketahui bahwa vaksin AstraZeneca-Oxford lebih murah dan lebih mudah didistribusikan. Vaksin ini diharapkan akan lebih dapat digunakan di India karena bisa disimpan dan diangkut di dalam suhu lemari pendingin normal, tidak seperti vaksin Pfizer-BioNTech yang membutuhkan penyimpangan dengan suhu super dingin.