Seorang petugas kesehatan di Alaska, Amerika Serikat mengalami reaksi alergi yang serius setelah mendapatkan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Dia kini dirawat di rumah sakit tetapi dalam kondisi stabil.
Dilansir dari AFP dan The New York Times, Kamis (17/12/2020) dilaporkan bahwa orang tersebut menerima suntikan vaksin pada hari Selasa (15/12). Pfizer mengonfirmasi bahwa pihaknya bekerja dengan otoritas lokal untuk menyelidiki insiden tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dua petugas kesehatan di Inggris memiliki reaksi alergi yang serupa. Hal ini menyebabkan pemerintah Inggris mengeluarkan seruan publik untuk menghindari suntikan vaksin tersebut jika memiliki riwayat alergi parah.
Regulator Amerika Serikat juga mengeluarkan persetujuan darurat dengan peringatan bahwa orang yang diketahui alergi terhadap bahan di dalam vaksin itu harus menghindarinya.
"Kami belum memiliki semua rincian laporan dari Alaska tentang kemungkinan reaksi alergi yang serius tetapi secara aktif bekerja dengan otoritas kesehatan setempat untuk menilai," kata juru bicara Pfizer.
"Kami akan memantau dengan cermat semua laporan yang menunjukkan reaksi alergi serius setelah vaksinasi dan memperbarui bahasa pelabelan jika diperlukan," lanjutnya.
Para relawan untuk uji klinis Pfizer terhadap 44.000 orang tidak diikutkan jika mereka memiliki riwayat reaksi alergi terhadap vaksin atau komponen vaksin COVID-19.
Secara keseluruhan, uji coba tidak menemukan masalah keamanan yang serius. Namun regulator dan perusahaan terus memantau efek samping setelah vaksinasi.
AS saat ini sedang memvaksinasi sekitar tiga juta orang minggu ini dengan vaksin tersebut, dan berharap dapat mencapai total 20 juta orang bulan ini, jika vaksin lain yang dikembangkan oleh Moderna telah disetujui.
(rdp/ita)