Regulator kesehatan Brasil, Anvisa menuduh China menggunakan kriteria yang "tidak transparan" untuk mendapatkan persetujuan darurat penggunaan vaksin virus Corona, CoronaVac. Vaksin itu berada dalam tahap akhir uji coba di Brasil.
Dilansir AFP, Selasa (15/12/2020) Anvisa menilai China tidak menerapkan kriteria yang transparan terhadap otorisasi penggunaan vaksin ini negara itu.
"Kriteria China yang diterapkan untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat di China tidak transparan," kata Anvisa dalam sebuah pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Regulator, yang mengirim sekelompok teknisi untuk memeriksa pabrik Sinovac di Beijing, China pada awal Desember, juga memperingatkan terhadap "pengaruh masalah yang berkaitan dengan geopolitik" dalam mempromosikan vaksin.
CoronaVac yang diproduksi oleh laboratorium swasta China, Sinovac bekerja sama dengan Butantan Institute of Sao Paulo, telah menjadi sasaran upaya pendiskreditan oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Bolsonaro melihat vaksin itu sebagai alat bagi gubernur negara bagian dari Sao Paulo, Joao Doria, yang bakal jadi saingan potensialnya dalam pemilu.
Bolsonaro bahkan menyebutnya sebagai "vaksin China Joao Doria" untuk meremehkannya.
Sebelumnya, Doria mengumumkan pada hari Senin (14/12) bahwa Butantan Institute telah mengubah rencananya dan akan mengajukan Anvisa dengan permintaan otorisasi definitif, daripada penggunaan darurat untuk CoronaVac di Brasil, di mana pandemi telah merenggut lebih dari 181.000 nyawa dan menginfeksi jutaan orang.
Aplikasi akan diserahkan pada 23 Desember.
Doria mengatakan pekan lalu bahwa dia berharap untuk mulai memberikan vaksin pada 25 Januari di negara bagiannya, tempat terpadat di Brasil.
Pemerintah Brasil telah mengatakan bahwa mereka telah menjamin akses ke 300 juta dosis vaksin, terutama obat yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dalam aliansi dengan grup AstraZeneca dan lembaga kesehatan Brazil Fiocruz, dan inisiatif internasional Fasilitas Covax.
Hal itu juga menegosiasikan 70 juta dosis lagi yang dialokasikan dari Pfizer.
Pemerintah Brasil mempresentasikan "rencana" vaksinasi minggu lalu, dengan sektor-sektor prioritas untuk menerimanya, tetapi tanpa mengumumkan tanggal dimulainya program vaksinasi.
Mahkamah Agung Brasil memerintahkan pemerintah pada hari Senin (14/12) untuk mengumumkan tanggal mulai vaksinasi sebelum Rabu (16/12).