Sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai kota pelabuhan Jeddah, Arab Saudi, mengalami ledakan pada Senin (14/12) pagi. Ledakan itu disebut berasal dari 'sumber eksternal'.
Seperti dilansir Associated Press dan AFP, Senin (14/12/2020), ledakan itu melanda sebuah kapal tanker bernama BW Rhine yang berbendera Singapura. Disebutkan pemilik kapal, BW Group, dalam pernyataannya bahwa seluruh 22 pelaut yang ada di atas kapal tanker itu tidak mengalami luka-luka dan berhasil selamat.
Pihak BW Group memperingatkan bahwa ada potensi kebocoran minyak dalam insiden ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BW Rhine telah dihantam dari sumber eksternal saat berlayar di Jeddah... yang memicu sebuah ledakan dan kebakaran di atas kapal," demikian pernyataan perusahaan perkapalan, Hafnia, dalam pernyataannya. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal 'sumber eksternal' yang dimaksud.
Otoritas Saudi belum memberikan pernyataan terkait ledakan yang terjadi di pelabuhan penting dan pusat distribusi untuk perdagangan minyak itu. Namun, insiden itu terjadi setelah bulan lalu, sebuah kapal tanker lainnya diguncang ledakan ranjau laut. Saudi menyalahkan pemberontak Houthi di Yaman atas insiden itu.
Operasi Perdagangan Laut Inggris Raya -- organisasi di bawah Angkatan Laut Inggris -- mendorong kapal-kapal yang melintasi area tersebut untuk ekstra berhati-hati dan menyatakan penyelidikan tengah berlangsung.
Perusahaan intelijen maritim, Dryad Global, juga melaporkan ledakan tersebut. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut penyebabnya.
Sementara Armada ke-5 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang berpatroli di kawasan Timur Tengah, belum mengomentari insiden ini.
Ledakan ini terjadi setelah ranjau laut meledak dan merusak sebuah kapal di lepas pantai Saudi bulan lalu. Sebuah serangan misterius yang melanda sebuah kapal kargo di kota pelabuhan Nishtun, Yaman, juga terjadi awal bulan ini.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran diketahui menggunakan ranjau laut dalam konflik dengan koalisi pimpinan Saudi. Namun, Houthi belum mengomentari serangan yang terjadi bulan lalu.
Disebutkan Dryad Global jika Houthi ada di balik ledakan terbaru pada Minggu (13/12) waktu setempat, maka itu 'akan menunjukkan pergeseran mendasar baik dalam kemampuan menargetkan maupun niatnya'.