Sedikitnya 7 staf sebuah rumah sakit di Pakistan dinonaktifkan setelah tujuh pasien virus Corona (COVID-19) meninggal karena kehabisan pasokan oksigen. Sang direktur rumah sakit juga ikut dinonaktifkan oleh otoritas setempat.
Seperti dilansir AFP, Selasa (8/12/2020), hasil penyelidikan otoritas setempat menyebut tujuh staf itu membiarkan beberapa pasien Corona yang dirawat di rumah sakit itu tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup selama berjam-jam. Sebelumnya dilaporkan bahwa vendor yang memasok tabung oksigen datang terlambat.
Akibatnya, tujuh pasien di antaranya -- salah satunya dirawat di unit perawatan intensif -- meninggal dunia. Insiden itu terjadi di sebuah rumah sakit yang dikelola pemerintah dan merupakan rumah sakit terbesar kedua di Peshawar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan penyelidikan awal menyebutkan bahwa kekurangan pasokan oksigen kronis itu 'tidak diketahui, tidak diawasi dan tidak dicek'. Disebutkan juga dalam laporan itu bahwa tidak ada pasokan oksigen cadangan yang disiapkan.
Tidak disebutkan jabatan dan identitas tujuh staf yang dinonaktifkan itu. Hanya disebut bahwa sang direktur rumah sakit termasuk di antara mereka yang dinonaktifkan dengan segera.
Menteri Kesehatan provinsi setempat, Taimur Saleem, menuturkan kepada AFP bahwa otoritas setempat akan melakukan penyelidikan lanjut yang lebih detail selama lima hari ke depan.
"Rumah sakit kekurangan oksigen dari sekitar pukul 8 malam, kenapa mereka tidak bisa menyelesaikan masalah sampai pukul 12 siang?" tanya Jhagra.
"Beberapa staf sedang libur, beberapa absen dan tidak ada pengaturan alternatif, bahkan tim darurat pun tidak tersedia," imbuhnya.
Juru bicara rumah sakit tersebut, Farhad Khan, menyatakan bahwa masalah pasokan oksigen itu berdampak terhadap 200 pasien, termasuk nyaris 100 pasien Corona yang dirawat di rumah sakit itu. Pakistan yang berpenduduk 220 juta jiwa ini melaporkan lebih dari 400 ribu kasus Corona, dengan lebih dari 8 ribu kematian.
(nvc/rdp)