Kritikus monarki mengatakan hal itu telah memungkinkan dominasi oleh militer selama puluhan tahun, yang telah melakukan 13 kudeta yang berhasil sejak berakhirnya monarki absolut pada tahun 1932.
Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha, mantan panglima militer yang menggulingkan pemerintah terpilih pada 2014, mengatakan pada Juli bahwa dakwaan lese majeste saat ini tidak digunakan atas permintaan raja.
Para pengunjuk rasa mengupayakan pencopotan Prayuth. Mereka menuduhnya melakukan rekayasa pemilihan umum tahun lalu untuk tetap memegang kekuasaan. Dia mengatakan pemungutan suara itu adil. Para pengunjuk rasa juga ingin mengganti Konstitusi yang dibuat oleh pemerintahan militer Prayut dan kemudian diubah oleh raja.
(rdp/ita)