AS Janji Bela Filipina dalam Konflik, China Berang

AS Janji Bela Filipina dalam Konflik, China Berang

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 24 Nov 2020 16:08 WIB
Tensi AS-China meninggi, AS menahan tiga orang ilmuwan militer China terkait kecurangan visa
Ilustrasi (BBC World)
Manila -

Kedutaan Besar China di Filipina melontarkan kecaman terhadap Amerika Serikat (AS) setelah negara itu berjanji akan membela Filipina jika diserang dalam sengketa Laut China Selatan. Kedubes China menyebut AS 'berbahaya' dan hanya 'menciptakan kekacauan' di kawasan Asia.

Penasihat keamanan nasional AS, Robert O'Brien, dalam kunjungan ke Manila pada Senin (23/11) waktu setempat menegaskan komitmen AS untuk membela Filipina dalam sengketa di perairan Laut China Selatan, yang melibatkan China. Komitmen yang sama juga ditegaskan O'Brien untuk Taiwan dan Vietnam.

O'Brien menegaskan kepada Filipina, Taiwan dan Vietnam bahwa 'kami mendukung Anda'. Seperti dilansir Reuters, Selasa (24/11/2020), Kedubes China di Filipina mengomentari pernyataan O'Brien tersebut dengan sindiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu menunjukkan bahwa kunjungannya ke kawasan ini tidak untuk memajukan perdamaian dan stabilitas kawasan, tapi untuk menciptakan kekacauan di kawasan demi mewujudkan kepentingan egois AS," demikian pernyataan Kedubes China di Filipina.

Ditegaskan Kedubes China dalam pernyataan tersebut bahwa AS harus 'berhenti menghasut konfrontasi' di Laut China Selatan dan berhenti mengomentari isu Taiwan juga Hong Kong.

ADVERTISEMENT

"Berhenti melontarkan pernyataan tidak bertanggung jawab soal isu Taiwan dan Hong Kong, yang murni urusan dalam negara China," tegas pernyataan tersebut.

Beberapa waktu lalu, O'Brien memperingatkan China bahwa negara itu akan menghadapi 'serangan balik' jika berupaya menggunakan kekuatan militer untuk memaksa Taiwan, yang masih dianggap sebagai salah satu provinsi China yang tidak memiliki hak menjalin hubungan antarnegara.

AS dan China berselisih pada banyak isu, mulai dari teknologi dan HAM hingga militerisasi maritim China, dengan kedua negara saling tuduh melakukan tindakan provokatif yang disengaja.

China mengklaim 90 persen perairan Laut China Selatan, termasuk area-area yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Pengadilan internasional tahun 2016 memutuskan bahwa klaim China yang didasarkan pada peta historis itu tidak sejalan dengan hukum internasional.

AS diketahui berulang mengirimkan kapal perang ke perairan strategis Laut China Selatan untuk mempraktikkan kebebasan navigasi. Hal ini selalu membuat geram China.

"Fakta telah membuktikan bahwa AS merupakan pendorong terbesar untuk militerisasi," sebut Kedubes China dalam pernyataannya.

China juga menyebut AS sebagai 'faktor eksternal paling berbahaya' di Laut China Selatan. Belum ada tanggapan dari Kedubes AS di Manila terkait hal ini.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads