Trump: Waktu yang Akan Menjawab, Pemimpin Al-Qaeda Ditembak Mati di Iran

International Updates

Trump: Waktu yang Akan Menjawab, Pemimpin Al-Qaeda Ditembak Mati di Iran

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 14 Nov 2020 17:38 WIB
President Donald Trump listens during an event on Operation Warp Speed in the Rose Garden of the White House, Friday, Nov. 13, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Donald Trump (Foto: AP/Evan Vucci)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum juga mau mengakui dirinya kalah dari penantangnya, Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020 yang digelar 3 November lalu. Namun, untuk pertama kalinya, Trump mengisyaratkan kemungkinan adanya pemerintahan baru, meski dia mengatakan bahwa "waktu yang akan menjawabnya."

Hal itu disampaikan Trump saat berbicara pada pengarahan di Gedung Putih pada Jumat (13/11) waktu setempat tentang pandemi COVID-19.

Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tak akan menerapkan lockdown (penguncian) untuk mengatasi lonjakan kasus infeksi virus Corona yang terus terjadi di negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (14/1/2020):

ADVERTISEMENT

- Setelah Hampir 50 Tahun, Buron FBI Akhirnya Berhasil Ditangkap

Seorang pria Amerika Serikat yang melarikan diri dari FBI selama hampir 50 tahun, akhirnya berhasil ditangkap kembali. Dia menjadi buronan FBI setelah melarikan diri dari polisi saat pemakaman neneknya.

Leonard Moses telah dipenjara seumur hidup karena melemparkan bom molotov bersama-sama dengan sekelompok orang lainnya selama kerusuhan yang terjadi setelah pembunuhan Martin Luther King Jr pada tahun 1968. Bom molotov itu membakar rumah seorang perempuan bernama Mary Amplo di Pittsburgh, yang terbakar parah dan kemudian meninggal karena luka-lukanya.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/11/2020), pada tahun 1971, Moses diberikan cuti untuk menghadiri pemakaman neneknya. Namun, dia menggunakan kesempatan itu untuk kabur dari penjagaan polisi. Dia mengubah namanya menjadi Paul Dickson dan bekerja, setidaknya sejak 1999, sebagai apoteker keliling di negara bagian Michigan.

- Pasukan India dan Pakistan Baku Tembak di Kashmir, 13 Orang Tewas

Pasukan India dan Pakistan pada hari Jumat (13/11) waktu setempat melancarkan pertempuran artileri terbesar mereka dalam setahun terakhir ini. Pertempuran itu menyebabkan lebih dari 13 orang tewas dan puluhan orang luka-luka di kedua sisi perbatasan Kashmir yang disengketakan.

Baku tembak artileri dan senapan mesin dilaporkan terjadi di sepanjang garis gencatan senjata sepanjang 740 kilometer (460 mil), yang telah memisahkan rival bersenjata nuklir itu selama tujuh dekade terakhir, kata pejabat dari kedua belah pihak seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/11/2020).

Lihat juga video 'Kedubes Arab Saudi di Belanda Ditembaki!':

[Gambas:Video 20detik]



Ratusan penduduk desa dipindahkan dari apa yang disebut Garis Kontrol (LoC) di wilayah yang dikuasai India, sementara pejabat Pakistan mengatakan puluhan rumah terbakar akibat gempuran India di sisi wilayah mereka.

Puncak baru dalam ketegangan ini terjadi hanya lima hari setelah tiga tentara India dan tiga militan tewas dalam baku tembak di sepanjang LoC.

- Orang Nomor 2 Al-Qaeda Diam-diam Tewas Ditembak di Iran

Orang nomor dua Al-Qaeda, yang didakwa di Amerika Serikat atas pemboman tahun 1998 di kedutaan besarnya di Tanzania dan Kenya, ternyata diam-diam telah tewas di Iran pada bulan Agustus.

Seperti diberitakan media The New York Times dan dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/11/2020), pejabat-pejabat intelijen AS mengonfirmasi bahwa Abdullah Ahmed Abdullah, yang masuk dalam daftar teroris paling dicari FBI, tewas ditembak di Teheran, Iran oleh dua agen Israel bersepeda motor atas perintah Amerika Serikat.

Serangan yang terjadi pada 7 Agustus itu, belum secara terbuka diakui oleh Amerika Serikat, Iran, Israel atau Al-Qaeda.

- Isyaratkan Kemungkinan Pemerintahan Baru, Trump: Waktu yang Akan Menjawab

Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum juga mau mengakui dirinya kalah dari penantangnya, Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020 yang digelar 3 November lalu. Namun, untuk pertama kalinya, Trump mengisyaratkan kemungkinan adanya pemerintahan baru, meski dia mengatakan bahwa "waktu yang akan menjawabnya."

Hal itu disampaikan Trump saat berbicara pada pengarahan di Gedung Putih pada Jumat (13/11) waktu setempat tentang pandemi COVID-19.

Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tak akan menerapkan lockdown (penguncian) untuk mengatasi lonjakan kasus infeksi virus Corona yang terus terjadi di negara itu.

"Idealnya kami tidak akan melakukan lockdown," ujarnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/11/2020).

- Hasil Akhir Pilpres AS: Biden Raih 306 Electoral Votes dan Trump 232

Perolehan akhir electoral votes Joe Biden meningkat menjadi 306, semakin mengukuhkan kemenangannya dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020. Adapun petahana Donald Trump meraih 232 electoral votes.

Menurut proyeksi media-media AS seperti CNN, ABC dan jaringan lainnya, Biden mengukuhkan kemenangannya atas Trump dalam pilpres AS dengan kemenangan di Georgia, yang secara tradisional condong ke Partai Republik.

Adapun Trump -- yang juga memiliki 306 suara Electoral College ketika dia mengalahkan Hillary Clinton pada 2016 -- meraih kemenangan di negara bagian North Carolina. Demikian menurut proyeksi CNN dan NBC yang menempatkan penghitungan terakhirnya sebanyak 232 electoral votes.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads