Isyaratkan Kemungkinan Pemerintahan Baru, Trump: Waktu yang Akan Menjawab

Isyaratkan Kemungkinan Pemerintahan Baru, Trump: Waktu yang Akan Menjawab

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 14 Nov 2020 10:06 WIB
President Donald Trump listens during an event on Operation Warp Speed in the Rose Garden of the White House, Friday, Nov. 13, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Donald Trump (Foto: AP/Evan Vucci)
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum juga mau mengakui dirinya kalah dari penantangnya, Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020 yang digelar 3 November lalu. Namun, untuk pertama kalinya, Trump mengisyaratkan kemungkinan adanya pemerintahan baru, meski dia mengatakan bahwa "waktu yang akan menjawabnya."

Hal itu disampaikan Trump saat berbicara pada pengarahan di Gedung Putih pada Jumat (13/11) waktu setempat tentang pandemi COVID-19.

Trump mengatakan bahwa pemerintahannya tak akan menerapkan lockdown (penguncian) untuk mengatasi lonjakan kasus infeksi virus Corona yang terus terjadi di negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Idealnya kami tidak akan melakukan lockdown," ujarnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/11/2020).

ADVERTISEMENT

"Saya tidak akan melakukannya. Pemerintahan ini tidak akan melakukan lockdown," tegasnya.

"Mudah-mudahan, apa pun yang terjadi di masa depan, siapa yang tahu pemerintahan mana, saya kira waktu yang akan menjawabnya, tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa pemerintahan ini tidak akan melakukan lockdown," ujar Trump.

Trump kemudian diam sementara beberapa pembicara lain membahas tentang tanggapan pemerintah terhadap pandemi virus Corona, yang telah menewaskan lebih dari 243.000 orang di Amerika Serikat.

Trump kemudian meninggalkan acara di Rose Garden Gedung Putih itu tanpa menanggapi wartawan yang meneriakkan pertanyaan seperti, "Kapan Anda akan mengakui Anda kalah dalam pemilihan, Pak?"

Media-media AS memproyeksikan pada hari Jumat (13/11) bahwa Biden memenangkan negara bagian Georgia, sehingga perolehan electoral votesnya meningkat menjadi 306, yang makin mengukuhkan kemenangannya atas Trump. Adapun Trump selesai dengan perolehan 232 electoral votes.

Sebelumnya, Trump kembali melontarkan tuduhan tidak berdasar terkait hasil pilpres AS 2020. Kali ini Trump mengklaim 2,7 juta suara yang memilih dirinya 'dihapus' dan ratusan ribu suara pemilih yang didapatnya telah dialihkan ke rivalnya, Joe Biden.

Seperti dilansir AFP, Jumat (13/11/2020), dalam tuduhan terbarunya, Trump mengutip laporan tidak berdasar yang disampaikan One America News Network (OANN) yang merupakan saluran kabel pro-Trump.

Tuduhan itu menyebut penghapusan dan pengalihan suara pemilih dilakukan oleh Dominion Voting Systems, perusahaan teknologi yang sistemnya digunakan secara luas untuk pemilu dan pilpres AS.

"LAPORAN: DOMINION MENGHAPUS 2,7 JUTA SUARA TRUMP SECARA NASIONAL," tulis Trump dengan huruf kapital dalam cuitannya, sembari me-mention akun Twitter OANN.

"ANALISIS DATA MENEMUKAN 221.000 SUARA DI PENNSYLVANIA DIALIHKAN DARI PRESIDEN TRUMP KE BIDEN," sebutnya.

"941.000 SUARA TRUMP DIHAPUS. NEGARA-NEGARA BAGIAN YANG MENGGUNAKAN SISTEM PEMUNGUTAN SUARA DOMINION MENGALIHKAN 435.000 SUARA DARI TRUMP KE BIDEN," imbuh Trump.

Cuitan Trump itu diberi label yang berbunyi 'klaim tentang kecurangan pemilu ini diperdebatkan' oleh pihak Twitter.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads