Seorang pria Amerika Serikat yang melarikan diri dari FBI selama hampir 50 tahun, akhirnya berhasil ditangkap kembali. Dia menjadi buronan FBI setelah melarikan diri dari polisi saat pemakaman neneknya.
Leonard Moses telah dipenjara seumur hidup karena melemparkan bom molotov bersama-sama dengan sekelompok orang lainnya selama kerusuhan yang terjadi setelah pembunuhan Martin Luther King Jr pada tahun 1968. Bom molotov itu membakar rumah seorang perempuan bernama Mary Amplo di Pittsburgh, yang terbakar parah dan kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (14/11/2020), pada tahun 1971, Moses diberikan cuti untuk menghadiri pemakaman neneknya. Namun, dia menggunakan kesempatan itu untuk kabur dari penjagaan polisi. Dia mengubah namanya menjadi Paul Dickson dan bekerja, setidaknya sejak 1999, sebagai apoteker keliling di negara bagian Michigan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FBI memperbarui pencarian mereka pada tahun 2016, menanyai keluarganya sekali lagi dan menawarkan hadiah untuk penangkapannya, serta menyiapkan nomor hotline untuk informasi-informasi mengenai dirinya.
Meskipun ada lebih dari 2.000 petunjuk, FBI "masih tidak dapat menemukan dan menangkap Leonard Moses," kata pejabat FBI, Michael Christman pada konferensi pers di Pittsburgh.
Tetapi pada awal tahun ini, dia ditahan dan diinterogasi dalam penyelidikan terpisah, yang sifatnya tidak diungkapkan oleh FBI.
Catatan hukum menunjukkan bahwa seorang Paul Dickson, lahir pada tahun 1949, ditangkap di negara bagian itu pada bulan April karena penipuan dan menulis resep ilegal untuk zat yang dikendalikan.