Pemecatan Esper itu mengisyaratkan bahwa Trump mungkin menggunakan beberapa bulan terakhir dalam masa jabatannya untuk menyelesaikan masalah dalam pemerintahannya. Namun perombakan di Pentagon memicu kekhawatiran di kalangan Partai Demokrat soal apakah kebijakan keamanan nasional AS bisa menjadi tidak stabil saat Trump yang dinaungi Partai Republik mengakhiri jabatannya awal tahun depan.
Hal itu juga berpotensi mempermudah Trump untuk menerapkan kebijakan yang sebelumnya ditentang keras oleh Esper, seperti pengerahan tentara aktif untuk menekan unjuk rasa jalanan di berbagai wilayah AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus Partai Demokrat menilai langkah terbaru yang diambil Trump ini menjadi pesan berbahaya kepada musuh-musuh Amerika dan meredupkan harapan untuk transisi yang tertib saat Presiden terpilih AS, Joe Biden, bersiap untuk menjabat.
"Sulit untuk melebih-lebihkan betapa berbahayanya penggantian pejabat tingkat tinggi di Departemen Pertahanan selama periode transisi kepresidenan," sebut anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Adam Smith, yang juga menjabat Ketua Komisi Angkatan Bersenjata DPR AS.
Di sisi lain, perombakan ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa Trump akan mencoba memenuhi janji kampanye yang belum terwujud sebelum Biden resmi dilantik pada 20 Januari 2021. Salah satunya adalah kemungkinan memerintahkan penarikan penuh pasukan militer AS dari Afghanistan.
Anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Elissa Slotkin, yang menjadi pejabat senior Pentagon pada era Obama, menyerukan Miller untuk menempatkan kepentingan keamanan nasional di atas kesetiaan pada Trump.
"Negara dan militer yang menjadi dedikasi dalam hidupnya, mengandalkannya untuk melakukan hal yang benar," cetusnya.
(nvc/ita)