Polisi Austria melakukan 30 penangkapan saat melancarkan lebih dari 60 penggerebekan pada hari Senin (9/11/2020) sebagai bagian dari operasi antiterorisme. Namun, penangkapan ini tidak ada kaitannya dengan penembakan brutal di Wina pekan lalu.
Dilansir Reuters, Senin (9/11/2020) Austria secara resmi telah menahan 10 tersangka sehubungan dengan serangan oleh seorang pria berusia 20 tahun yang pernah dipenjara karena mencoba bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah. Polisi menembak mati pemuda itu beberapa menit setelah dia melepaskan tembakan di pusat kota Wina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggerebekan pada Senin (9/11) di apartemen, rumah, tempat bisnis dan tempat asosiasi di empat provinsi Austria menargetkan orang-orang yang dicurigai menjadi anggota atau mendukung gerakan Palestina, Hamas dan Ikhwanul Muslimin, kata kantor kejaksaan di kota selatan Graz.
"Kecurigaannya adalah karena menjadi anggota organisasi teroris, pendanaan terorisme, asosiasi melawan negara, organisasi kriminal dan pencucian uang," kata kantor kejaksaan itu seraya menambahkan bahwa penyelidikan telah dimulai lebih dari setahun lalu.
Hamas, yang memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006, ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Ikhwanul Muslimin tidak termasuk dalam daftar hitam terorisme, tetapi jaksa penuntut Austria mengatakan mereka sedang menyelidiki hubungan antara kedua organisasi tersebut.
Penggerebekan hari Senin (9/11) ini dilakukan di empat dari sembilan provinsi Austria. Jaksa sedang menyelidiki lebih dari 70 orang karena dicurigai mendukung Hamas dan Ikhwanul Muslimin, kata kantor kejaksaan.