Warga Muslim Prancis Marah dan Sedih Atas Penusukan di Nice

Warga Muslim Prancis Marah dan Sedih Atas Penusukan di Nice

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 15:28 WIB
Aksi penusukan terjadi di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis, menewaskan tiga orang. Aksi itu terjadi di area gereja basilika Notre-Dame.
Situasi di lokasi penusukan brutal di Nice, Prancis (AP Photo/Daniel Cole)
Paris -

Warga Muslim di Prancis merasa marah dan sedih atas penusukan brutal yang menewaskan tiga orang di Gereja Notre-Dame di Nice. Kebanyakan dari mereka menegaskan bahwa tindak kejahatan itu tidak mewakili keyakinan mereka maupun nilai-nilai yang mereka pegang sebagai warga Prancis.

Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (30/10/2020), seorang aktivis hak-hak sipil Prancis, Yasser Louati, menyatakan bahwa pelaku tindak kejahatan semacam itu tidak membedakan antara Muslim dan Kristen, dan menganut ideologi yang asing bagi Islam.

"Seorang wanita dipenggal di dalam gereja, ini berarti orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan yang suci. Tidak ada batasan moral bagi mereka," ucap Louati kepada Al Jazeera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar 750 orang tewas di masjid-masjid di seluruh dunia, mengapa kita tidak dapat menghubungkan titik-titiknya dan melihat bahwa ideologi ini telah menyebar hingga kita kalah dalam pertarungan gagasan. Kita menganggap serangan-serangan ini seolah-olah terpisah satu sama lain, padahal tidak," cetusnya.

Idriss Sihamedi, seorang aktivis yang yayasan amalnya, Barakacity, baru saja dibubarkan otoritas Prancis atas tuduhan menghasut kebencian, mengecam keras penusukan di Nice tersebut.

ADVERTISEMENT

"Serangan-serangan ini serius, dan fakta bahwa ini terjadi di tempat-tempat di mana orang-orang mencari perdamaian membuatnya dua kali lipat lebih serius," sebutnya via Twitter.

"Dukungan untuk keluarga korban, tapi juga untuk umat beriman. Prancis tenggelam ke dalam kegilaan, kebencian, kemarahan dan balas dendam," ujarnya.

Tonton video 'Ngeri! Dua Korban Penusukan di Prancis Luka di Tenggorokan':

[Gambas:Video 20detik]



Sementara Fatima Ouassak dari sindikat orangtua, Front de Meres, menyampaikan simpati untuk keluarga korban penusukan di Nice. Dia menekankan pentingnya orang-orang untuk menunjukkan solidaritas pada masa-masa sulit seperti ini.

"(Kita) Melawan penyebar kebencian yang bertanggung jawab atas siklus neraka dan iklim teror di mana kita menjadi korbannya, mari bersatu! Solidaritas, kesetaraan, keadilan dan penghormatan untuk martabat manusia," cetusnya.

Sebastien Abdelhamid yang berprofesi sebagai pembaca acara televisi di Prancis, menyatakan 'kemarahan dan rasa jijik' atas penusukan yang terjadi di Nice. "Semua pikiran saya tertuju pada para korban dan keluarga mereka. Sungguh biadab... orang-orang ini bukan manusia... Ini tidak mungkin," ucapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads