Pemerintah Iran mengutuk keras serangan penusukan di kota Nice, Prancis. Iran juga menyatakan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai dengan provokasi yang buruk.
"Kami mengutuk keras serangan teroris di Nice. Lingkaran setan yang meningkat ini - perkataan yang mendorong kebencian, provokasi & kekerasan - harus diganti dengan akal sehat & kewarasan," demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif dalam postingan di Twitter seperti dilansir media Iran Press News Agency, Jumat (30/10/2020).
"Kita harus menyadari bahwa radikalisme hanya melahirkan lebih banyak radikalisme, dan perdamaian tidak dapat dicapai dengan provokasi yang buruk," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (30/10/2020), pernyataan senada disampaikan pemerintah Qatar yang menyatakan kecaman keras dan menegaskan penolakannya terhadap kekerasan dan terorisme, terutama terhadap tempat-tempat ibadah dan apa pun motifnya. Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Sementara Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri mendesak umat Islam "untuk menolak tindakan kriminal yang tidak ada hubungannya dengan Islam atau Nabi".
Serangan penusukan di gereja Notre-Dame di Nice pada Kamis (29/10) pagi waktu setempat menewaskan tiga orang. Pelakunya, seorang imigran Tunisia telah ditangkap dan dirawat di rumah sakit usai ditembak polisi saat penangkapan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bersumpah Prancis tidak akan menyerah setelah insiden penyerangan yang disebutnya sebagai 'serangan teroris Islam'.
Dilansir dari AFP, Macron bersumpah bahwa "Prancis tidak akan menyerah pada nilai-nilai kami".
Macron juga menyampaikan duka cita kepada umat Katolik di Prancis setelah kejadian penusukan itu. Dia juga mendesak orang-orang dari semua agama untuk bersatu dan tidak "menyerah pada semangat perpecahan".
(ita/ita)