Pangeran Arab Saudi Wafat, China Senang Jika Trump Menang Pilpres AS

International Updates

Pangeran Arab Saudi Wafat, China Senang Jika Trump Menang Pilpres AS

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 21 Okt 2020 18:08 WIB
FILE - This combination of Sept. 29, 2020,  file photos shows President Donald Trump, left, and former Vice President Joe Biden during the first presidential debate at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. Amid the tumult of the 2020 presidential campaign, one dynamic has remained constant: The Nov. 3 election offers voters a choice between substantially different policy paths. (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Donald Trump dan Joe Biden (Foto: AP Photo/Patrick Semansky, File)
Jakarta -

Otoritas Arab Saudi mengumumkan kematian Pangeran Nawaf bin Saad bin Saud bin Abdulaziz Al-Saud. Kabar duka ini disampaikan oleh kantor berita negara SPA.

Dilansir Arab News, Rabu (21/10/2020) SPA melaporkan bahwa doa pemakaman diadakan pada hari Selasa (20/10) di ibu kota Kerajaan, Riyadh. Tidak dijelaskan soal penyebab wafatnya sang pangeran.

Sementara itu, Raja Yordania Abdullah menyampaikan belasungkawa kepada Raja Salman, keluarga kerajaan dan rakyat Arab Saudi, demikian kantor berita negara Petra melaporkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (21/10/2020):

ADVERTISEMENT

- AS Perluas Aliansi untuk Hadapi Rusia-China, Indonesia Diperlukan

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper mengungkapkan inisiatif baru untuk memperkuat dan memperluas aliansi AS. Yakni dengan "demokrasi yang berpikiran sama" untuk melawan Rusia dan China.

Dilansir AFP, Rabu (21/10/2020) Esper mengatakan Pentagon akan secara sistematis memantau dan mengelola hubungannya dengan negara-negara mitra, yang bertujuan untuk menemukan cara guna mengoordinasikan militer dan juga untuk memajukan penjualan senjata AS.

Inisiatif, yang disebut Panduan untuk Pembangunan Aliansi dan Kemitraan (GDAP) tersebut, disampaikan hanya dua minggu sebelum pemilihan presiden AS yang mana--jika Presiden Donald Trump kalah--Esper bisa diganti pada bulan Januari.

- Guru Prancis Dipenggal, Macron Desak Putin Tingkatkan Kerjasama Antiteror

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meningkatkan kerja sama guna memerangi terorisme dan imigran ilegal. Hal ini disampaikan Macron menyusul pemenggalan seorang guru Prancis oleh seorang pemuda dari wilayah Chechnya, Rusia yang didominasi warga muslim.

Sementara itu, Putin menyatakan belasungkawa atas pemenggalan mengerikan terhadap guru Samuel Paty di dekat sekolah tempat dia bekerja di pinggiran barat laut Paris tersebut. Kantor kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan bahwa Putin menyebut peristiwa itu sebagai "pembunuhan biadab".

"Dalam konteks ini, kedua pihak menegaskan kembali kepentingan bersama mereka dalam mengintensifkan upaya bersama untuk memerangi terorisme dan penyebaran ideologi ekstremis," demikian pernyataan Kremlin seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (21/10/2020).

- China Senang Jika Donald Trump Menang Pilpres AS, Ini Alasannya

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah membuat frustrasi dan marah China selama masa jabatan pertama yang penuh gejolak. Namun China dinilai mungkin menyambut terpilihnya kembali Donald Trump.

Dilansir AFP, Rabu (21/10/2020) di bawah panji slogan 'America First', Trump telah menggambarkan China sebagai ancaman terbesar bagi Amerika Serikat dan demokrasi global.

Dia telah melancarkan perang perdagangan besar-besaran yang telah merugikan China miliaran dolar, menghina perusahaan teknologi China dan menyalahkan China atas pandemi Corona.

- Pukul Bayi dengan Keras, PRT Indonesia Dibui 9 Bulan di Singapura

Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Singapura memukul bayi berusia satu bulan dengan sangat keras sampai-sampai dapat terdengar pada rekaman kamera CCTV. Di pengadilan, perempuan asal Indonesia itu mengaku melakukannya untuk "melampiaskan stresnya".

Dilansir Channel News Asia (CNA) Rabu (21/10/2020), Lana Ngizatul Mona (26) dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara pada hari Rabu (21/10) setelah mengaku bersalah atas satu tuduhan penganiayaan terhadap seorang anak.

Dalam persidangan, Lana diketahui telah bekerja untuk ibu korban selama sekitar dua bulan ketika insiden itu terjadi. Dia ditugaskan untuk mengurus keempat anak majikannya dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

- Pangeran Arab Saudi Nawaf Bin Saad Wafat

Otoritas Arab Saudi mengumumkan kematian Pangeran Nawaf bin Saad bin Saud bin Abdulaziz Al-Saud. Kabar duka ini disampaikan oleh kantor berita negara SPA.

Dilansir Arab News, Rabu (21/10/2020) SPA melaporkan bahwa doa pemakaman diadakan pada hari Selasa (20/10) di ibu kota Kerajaan, Riyadh. Tidak dijelaskan soal penyebab wafatnya sang pangeran.

Sementara itu, Raja Yordania Abdullah menyampaikan belasungkawa kepada Raja Salman, keluarga kerajaan dan rakyat Arab Saudi, demikian kantor berita negara Petra melaporkan.

Sementara itu, dilansir Al Khaleej Today (21/10), mendiang Pangeran Nawaf adalah putra Pangeran Saad bin Saud bin Abdulaziz, wakil menteri pertama Emirat di Wilayah Perbatasan Utara, dan mantan kepala Pengawal Nasional.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads