Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper mengungkapkan inisiatif baru untuk memperkuat dan memperluas aliansi AS. Yakni dengan "demokrasi yang berpikiran sama" untuk melawan Rusia dan China.
Dilansir AFP, Rabu (21/10/2020) Esper mengatakan Pentagon akan secara sistematis memantau dan mengelola hubungannya dengan negara-negara mitra, yang bertujuan untuk menemukan cara guna mengoordinasikan militer dan juga untuk memajukan penjualan senjata AS.
Inisiatif, yang disebut Panduan untuk Pembangunan Aliansi dan Kemitraan (GDAP) tersebut, disampaikan hanya dua minggu sebelum pemilihan presiden AS yang mana--jika Presiden Donald Trump kalah--Esper bisa diganti pada bulan Januari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu juga terjadi setelah hampir empat tahun upaya Trump untuk merestrukturisasi dan bahkan merombak aliansi, termasuk mengancam NATO.
"Jaringan sekutu dan mitra Amerika Serikat memberi kita keuntungan asimetris yang tidak dapat ditandingi oleh musuh kita," kata Esper.
Dia mengutip kemitraan lama, dari NATO hingga Malta kecil - yang membantu AS berjuang untuk melepaskan diri dari Inggris pada abad ke-18.
"Contoh seperti ini menggambarkan pentingnya menyelaraskan dengan negara-negara yang berpikiran sama, besar dan kecil, untuk mempertahankan tatanan bebas dan terbuka yang telah melayani kita semua dengan sangat baik selama beberapa dekade," kata Esper.
"China dan Rusia mungkin memiliki kurang dari 10 sekutu yang digabungkan," tambahnya.
Dia mengatakan China menggunakan paksaan dan perangkap keuangan untuk membangun aliansi dengan negara-negara lemah seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos.
Tonton video 'Ajak Warga Florida Memilih, Kamala: Jika Memilih, Kita Menang':
"Semakin kecil negara dan semakin besar kebutuhannya, semakin berat tekanan dari Beijing," katanya.
Dia mengutip kunjungan yang telah dilakukannya untuk membangun hubungan pertahanan dengan Malta, Mongolia dan Palau, serta rencana AS untuk kehadiran pertahanan yang lebih besar di Eropa Timur, termasuk pangkalan pasukan AS di Polandia.
Esper juga menggarisbawahi perlunya untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan "negara-negara demokrasi yang berpikiran sama seperti India dan Indonesia," menambahkan bahwa dia telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto pada hari Senin (19/10) dan akan mengunjungi India minggu depan.
"Mereka semua mengakui apa yang sedang dilakukan China," katanya.
Esper mengatakan bahwa bagian penting dari upaya ini adalah untuk memperluas penjualan senjata AS, untuk membantu sekutu meningkatkan kemampuan pertahanan dan untuk mendukung industri pertahanan AS melawan persaingan dari Moskow dan Beijing.