Para anggota Parlemen Eropa mengheningkan cipta selama satu menit untuk mendoakan seorang guru di Prancis, Samuel Paty, yang dipenggal muridnya. Samuel Paty dipenggal setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
"Pikiran kami tertuju kepada keluarga dan orang-orang terkasih Samuel Paty, dan kepada semua staf pengajar di Prancis dan di manapun," kata Presiden Parlemen Eropa David Sassoli pada pembukaan sesi pleno di Brussel, seperti dilansir AFP, Senin (19/10/2020).
"Teror diperangi melalui pendidikan, melalui pengajaran, yang diyakini Samuel Paty, sebagaimana ia mempraktikkannya," kata Sassoli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, seorang guru sejarah bernama Samuel Paty (47) dipenggal di wilayah Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris, oleh seorang pengungsi berusia 18 tahun, asal Chechnya kelahiran Moskow. Pelaku tewas ditembak polisi Prancis usai melakukan aksi keji itu.
Dituturkan sejumlah pejabat Kepolisian Prancis bahwa Paty sempat membahas karikatur Nabi Muhammad dalam salah satu kelasnya, yang kemudian memicu ancaman.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menggelar rapat dewan pertahanan pada Minggu (18/10) waktu setempat, di Istana Kepresidenan Elysee. Diumumkan oleh kantor kepresidenan Prancis bahwa pemerintah akan memperketat pengamanan di sekolah-sekolah saat kegiatan belajar-mengajar dilanjutkan pada 2 November mendatang.
Pada Minggu (18/10) waktu setempat, ribuan orang berkumpul di Prancis untuk menyatakan dukungan bagi kebebasan berbicara dan untuk mengenang Paty.
Otoritas Prancis sejauh ini telah menangkap 11 orang terkait pembunuhan Paty. Disebutkan Darmanin bahwa mereka yang ditangkap termasuk seorang ayah salah satu murid dan seorang aktivis Islamis yang sama-sama 'menetapkan fatwa' terhadap Paty.
(azr/knv)