Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus membela hak asasi manusia di dunia, termasuk di China. Hal ini disampaikan setelah seorang diplomat top China memperingatkan Ottawa agar tidak menyambut para aktivis pro-demokrasi Hong Kong.
Duta Besar China untuk Ottawa, Cong Peiwu, pada Kamis (15/10) memperingatkan Kanada agar tidak memberikan suaka kepada para aktivis Hong Kong, yang menurutnya dapat berdampak pada "kesehatan dan keamanan" sekitar 300.000 warga Kanada yang tinggal di wilayah Hong Kong.
Harian Kanada, The Globe and Mail melaporkan bahwa pemerintah Kanada baru-baru ini memberikan suaka kepada pasangan Hong Kong, yang tidak dikonfirmasi atau disangkal oleh pemerintah Kanada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan berdiri dengan keras dan jelas untuk hak asasi manusia, di seluruh dunia, apakah itu berbicara tentang situasi yang dihadapi oleh Uighur, apakah itu berbicara tentang situasi yang sangat memprihatinkan di Hong Kong, apakah itu menyerukan China atas diplomasi paksaannya," kata Trudeau saat ditanya tentang komentar Dubes China tersebut.
Sebagai tanda meningkatnya ketegangan antara kedua negara, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne sebelumnya mengecam pernyataan Dubes China itu sebagai "sama sekali tidak dapat diterima dan mengganggu".
Sementara itu, pemimpin baru oposisi konservatif, Erin O'Toole, meminta diplomat China itu "untuk sepenuhnya mencabut ucapannya dan mengeluarkan permintaan maaf publik."
Lihat juga video 'Joshua Wong Ngotot Maju ke Pemilihan Legislatif Hong Kong':
"Jika Duta Besar gagal melakukannya secepatnya, kami berharap pemerintah mencabut surat kepercayaannya," katanya.
Hubungan antara China dan Kanada telah membeku sejak Desember 2018 ketika Kanada, yang bertindak atas surat perintah Amerika Serikat, menangkap kepala keuangan raksasa telekomunikasi China, Huawei.
Washington menuduhnya melanggar sanksi AS terhadap Iran dan mendorong ekstradisinya.
Tak lama setelah penangkapannya, China memenjarakan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig, dan seorang pengusaha Kanada, Michael Spavor, atas tuduhan mata-mata, tindakan yang secara luas terlihat di Barat sebagai tindakan pembalasan oleh Beijing.