Setelah dekrit darurat diumumkan Kamis (15/10) pagi, polisi anti huru hara membubarkan ratusan pengunjuk rasa yang berkemah semalam di luar kantor perdana menteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, para pemimpin mahasiswa turun ke media sosial untuk mendesak para pendukung turun ke jalan.
Di antara mereka yang ternyata adalah siswa sekolah menengah, yang menutupi label identitas di seragam mereka dengan lakban.
"Saya ingin demokrasi untuk negara saya," kata Katherine, 13 tahun yang menghadiri aksi protes pertamanya. "Saya ingin menjadi bagian dari perubahan besar," tuturnya.
Polisi memperkirakan 10.000 orang mengikuti aksi demo tersebut. Para demonstran mulai membubarkan diri pada pukul 10 malam waktu setempat.
"Semua orang yang berkumpul hari ini - tindakan mereka melanggar hukum," kata wakil juru bicara polisi Kolonel Kissana Phathanacharoen kepada AFP.
(rdp/ita)