Ratusan demonstran memprotes perkembangan terbaru kasus penembakan fatal seorang wanita kulit hitam bernama Breonna Taylor di wilayah Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS). Akibatnya, seorang politikus juga diamankan dalam aksi ini.
Unjuk rasa pecah setelah juri pengadilan menyatakan tidak ada polisi yang didakwa terkait penembakan itu. Seperti dilansir AFP, Jumat (25/9/2020), Taylor yang yang berusia 26 tahun ini tewas ditembak oleh polisi di apartemennya pada 13 Maret lalu, saat tiga polisi mengeksekusi surat perintah penggeledahan. Kekasih Taylor sempat terlibat baku tembak dengan polisi, yang menurutnya pada saat itu dikira sebagai penjahat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enam bulan kemudian, seorang polisi bernama Brett Hankison dijerat tiga dakwaan melakukan tindakan 'membahayakan secara ceroboh' atas tembakan yang dilepaskannya ke apartemen Taylor. Namun, baik Hankison maupun dua polisi lainnya yang ada di lokasi, tidak didakwa secara langsung terkait kematian Taylor.
Pada Rabu (23/9) waktu setempat, juru pengadilan Lousville memutuskan untuk tidak menjeratkan dakwaan pidana terhadap siapapun terkait kematian Taylor. Keputusan ini memicu kemarahan publik yang menuntut agar polisi yang menewaskan Taylor ditindak tegas secara hukum.
Diketahui bahwa kematian Taylor menjadi salah satu penggerak gerakan Black Lives Matter yang marak beberapa waktu terakhir di berbagai wilayah AS.
Usai putusan itu diumumkan, ribuan orang pun membanjiri jalanan Louisville -- kota asal Taylor -- dalam aksi protes menuntut keadilan untuk Taylor yang berprofesi sebagai teknisi ruang gawat darurat di rumah sakit.
Unjuk rasa awalnya berlangsung damai, namun berubah menjadi sarat kekerasan saat demonstran bentrok dengan polisi antihuru-hara. Dua polisi terkena tembakan dalam bentrokan itu. Salah satunya tertembak di kaki dan satu lagi tertembak di perut.
Kepala Kepolisian Louisville, Robert Schroeder, menyatakan bahwa tersangka penembakan yang bernama Larynzo Johnson telah ditangkap dan dijerat dua dakwaan penyerangan serta 14 dakwaan melakukan tindakan 'membahayakan secara ceroboh'.
Schroeder menegaskan total ada 127 orang yang ditangkap di berbagai wilayah Louisville. Sedikitnya 16 orang ditangkap terkait aksi penjarahan.
Sementara itu, dilansir Associated Press, Jumat (25/9) di antara mereka yang ditangkap pada Kamis (24/9) malam adalah Anggota Legislatif Kentucky, Attica Scott. Politikus Demokrat Louisville itu, yang telah bertugas di badan legislatif sejak 2017, telah mendorong undang-undang yang melarang surat perintah larangan mengetuk rumah yang dikritik oleh pengunjuk rasa.
Halaman Facebook-nya mencakup seruan terbuka untuk keadilan bagi Taylor, seorang wanita kulit hitam yang tewas dalam penggerebekan polisi pada Maret lalu.
Sekitar 200 orang tetap berada di daerah di luar Gereja Unitarian Pertama, di mana para demonstran tampaknya berlindung untuk menghindari penangkapan karena melanggar jam malam. Beberapa mengejek petugas dengan perlengkapan anti huru hara yang berdiri di dekatnya.