Otoritas Amerika Serikat (AS) telah mengeksekusi mati seorang pria Afrika-Amerika yang dijatuhi hukuman mati karena pembunuhan ganda pada tahun 1999. Ini merupakan eksekusi narapidana federal yang ketujuh dalam waktu tiga bulan, meskipun ada permohonan dari pengacaranya bahwa dia belum dewasa secara mental pada saat melakukan kejahatan itu.
Dilansir AFP, Jumat (25/9/2020), Christopher Andre Vialva (40) meninggal usai menerima suntikan mati pada pukul 18:46, Kamis (24/9) waktu setempat di penjara federal di Terre Haute, Indiana, kata Departemen Kehakiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada hari itu, Mahkamah Agung telah menolak banding yang diajukan oleh pengacaranya.
Vialva dijatuhi hukuman mati pada tahun 2000 setelah mencuri mobil pasangan muda di Texas, mengunci mereka di bagasi, menembak mereka dan kemudian membakar tubuh dan mobil mereka.
"Terlepas dari sifat kejahatan yang sangat, sangat keji yang didakwa pada Christopher, namun berdasarkan sains, otaknya bukanlah otak orang dewasa sepenuhnya," ujar Jason Chein, seorang profesor psikologi di Temple University kepada CNN.
Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 70 tahun otoritas federal menghukum mati pelaku remaja, kata kelompok pemantau Pusat Informasi Hukuman Mati. Vialva berusia 19 tahun ketika dia melakukan kejahatan itu.
Di AS, kejahatan umumnya diadili di pengadilan negara bagian, sedangkan pengadilan federal menangani pelanggaran paling serius.
Tonton juga 'Tega Bunuh Putrinya, Pria Ini Akhirnya Disuntik Mati':
Tapi pengadilan federal jarang menjatuhkan hukuman mati dan bahkan lebih jarang lagi mengeksekusi mati. Antara 1988 dan 2003, hanya tiga terpidana mati federal yang dieksekusi, kemudian tidak ada selama 17 tahun.
Namun, pemerintahan Presiden Donald Trump, pendukung hukuman mati yang berharap untuk memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden November mendatang, telah memutuskan untuk memperbarui eksekusi federal.
Setelah berbagai perkembangan hukum, pemerintah berhasil melanjutkan eksekusi federal pada bulan Juli, dan sekarang telah menghukum mati tujuh orang, termasuk seorang penduduk asli Amerika yang eksekusinya ditentang oleh Bangsa Navajo. Lima orang lainnya berkulit putih.
Hukuman mati telah menurun di AS, di mana hanya segelintir negara bagian - terutama di selatan - yang masih menggunakannya. Dua puluh dua eksekusi mati terjadi pada 2019 dan 14 sejak awal 2020, termasuk tujuh eksekusi yang dilakukan oleh otoritas federal.