Kejinya Aksi Pemerkosaan di India yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Round-Up

Kejinya Aksi Pemerkosaan di India yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 10 Sep 2020 20:09 WIB
People participate in a protest against the rape of an eight-year-old girl in Kathua near Jammu, and a teenager in Unnao, Uttar Pradesh state, in Mumbai, India, April 15, 2018. REUTERS/Danish Siddiqui
Foto: Aksi protes atas kasus pemerkosaan di India (REUTERS/Danish Siddiqui)
New Delhi -

Aksi pemerkosaan keji di India terjadi kembali. Kali ini, dalam kasus terbaru, korbannya ialah seorang nenek berusia 86 tahun di ibu kota Delhi. Sebelumnya, sudah ada sejumlah kasus pemerkosaan lainnya.

Sebagaimana dilansir BBC, Kamis (10/9/2020) nenek itu mulanya didekati pelaku saat sedang menunggu kiriman tukang susu.

"Korban sedang menunggu kiriman dari tukang susu di luar rumahnya pada Senin (07/09) malam saat didekati pelaku," kata Swati Maliwal, direktur Komisi Delhi untuk Perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku mengatakan bahwa tukang susu tidak datang dan ia menawarkan diri mengantar korban ke tempat pengambilan susu," kata Maliwal.

ADVERTISEMENT

Nenek tersebut percaya dengan penuturan pelaku, kata Maliwal. Di tengah jalan, di satu ladang pertanian, pelaku memperkosa korban.

"Korban menangis dan meminta pelaku untuk meninggalkannya. Ia mengatakan dirinya tak ubahnya nenek pelaku. Tapi permintaan ini diabaikan. Pelaku tetap melaksanakan aksinya...," kata Maliwal.

Nenek tersebut diselamatkan oleh warga yang kebetulan lewat, yang mendengarnya menangis. Warga juga menangkap pelaku, yang kemudian diserahkan kepada polisi setempat.

Maliwal menemui korban pada keesokan harinya, yang ia gambarkan dalam kondisi yang mengenaskan.

"Wajah dan badannya memar-memar ... ia mengatakan mengalami pendarahan di vagina. Ia sangat trauma dengan kejadian yang menimpanya," ujar Maliwal.

Ia mendesak agar pelaku perkosaan dihukum mati.

Tonton juga 'India-China Saling Lepas Tembakan Peringatan di Perbatasan':

[Gambas:Video 20detik]

Sebelum kasus ini, India telah mengeksekusi mati empat pelaku pemerkosaan dan pembunuhan keji terhadap seorang wanita muda di New Delhi. Kasus pemerkosaan brutal yang terjadi tahun 2012 ini sempat memicu kecaman global dan berujung pada pemberlakuan hukuman lebih berat bagi para pemerkosa di India.

Seperti dilansir AFP, Jumat (20/3/2020), keempat pelaku dieksekusi mati dengan cara dihukum gantung pada Jumat (20/3) subuh di Penjara Tihal, New Delhi. Eksekusi mati terhadap keempat pelaku ini merupakan eksekusi mati pertama di India sejak tahun 2015.

"Seluruh keempat terpidana digantung pukul 05.30 waktu setempat," tutur Kepala Penjara Tihal, Sandeep Goel, kepada AFP.

Aksi keji para pelaku ini memicu unjuk rasa besar-besaran selama berminggu-minggu dan menyoroti tingginya angka kasus kekerasan seksual di India, dengan laporan menyebut sekitar 95 pemerkosaan dilaporkan setiap harinya.

Selain itu, otoritas India juga pernah menangkap dan mendakwa seorang pria yang dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang bocah perempuan berusia 5 tahun. Tindak pemerkosaan ini disebut terjadi di dalam kompleks Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di New Delhi.

Seperti dilansir AFP dan CNN, Jumat (7/2/2020), pria berusia 25 tahun itu ditangkap di kompleks dengan pengamanan ketat itu pada Minggu (2/2) waktu setempat. Penangkapan dilakukan setelah keluarga korban melaporkan tindak pemerkosaan kepada polisi setempat.

Korban disebut sebagai anak perempuan dari seorang staf rumah tangga yang dipekerjakan oleh Kedubes AS di New Delhi. Pemerkosaan itu disebut terjadi pada Sabtu (1/2) waktu setempat, dengan lokasi di dalam area tempat tinggal untuk staf rumah tangga Kedubes AS.

Menurut DW, ada laporan 34.000 pemerkosaan pada tahun 2018 yang berarti nyaris tidak berubah dari tahun sebelumnya. Hanya sekitar 85% yang dijadikan terdakwa, dan 27 % di antaranya dijatuhkan vonis, demikian menurut laporan kejahatan tahunan yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri India.

Kelompok-kelompok hak perempuan mengatakan kejahatan terhadap perempuan sering dianggap kurang serius, dan diselidiki oleh polisi yang kurang peka.

Pemerkosaan terhadap seorang remaja pada tahun 2017 oleh politisi BJP, Kuldeep Singh Sengar mendapat perhatian nasional ketika korban mencoba bunuh diri pada tahun berikutnya, dan menuduh polisi tidak bertindak.

Sebuah studi tahun 2016 oleh Partners for Law in Development di New Delhi menemukan bahwa mereka masih membutuhkan rata-rata 8,5 bulan per kasus - empat kali lebih lama dari periode yang direkomendasikan.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads