Pemerintah China bereaksi marah atas tindakan Amerika Serikat melarang impor dari wilayah Xinjiang atas klaim kerja paksa. China mengeluhkan "kebohongan palsu" yang disebutnya dimaksudkan untuk merugikan bisnis China.
Dewan Perwakilan Rakyat AS telah mendukung larangan atas klaim kerja paksa sistematis di Xinjiang, di mana para aktivis mengatakan lebih dari satu juta orang Uighur dan warga muslim lainnya yang sebagian besar berbahasa Turki, telah dipenjara di kamp-kamp.
Beijing bereaksi dengan marah atas tindakan AS itu, dengan mengatakan bahwa itu "dengan jahat memfitnah situasi hak asasi manusia di Xinjiang, China".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (23/9/2020):
- Bebas dari Tuduhan Pencurian Bos Changi, TKI Akan Tuntut Jaksa Singapura
Parti Liyani, TKI yang pernah menjadi pembantu rumah tangga pengusaha Singapura, Liew Mun Leong baru saja bebas dari tuduhan pencurian. Kini ia kembali mendatangi pengadilan untuk mengajukan tuntutan disipliner terhadap jaksa dalam kasusnya.
Dilansir Channel News Asia, Rabu (23/9/2020) jika dia berhasil, proses dapat dimulai untuk menilai apakah ada kesalahan oleh jaksa.
Pengacara Parti, Anil Balchandani, menghadiri konferensi pra-persidangan di Pengadilan Tinggi pada hari Rabu (23/9) melawan perwakilan dari Kejaksaan Agung (AGC).
- Tanggapi Trump, Dubes China Sebut AS 'Gagal Total' Tangani Corona
Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Zhang Jun, membalas serangan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap China terkait pandemi virus Corona (COVID-19). Zhang terang-terangan menyebut AS 'gagal total' dalam menangani pandemi Corona.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Rabu (23/9/2020), komentar keras Zhang itu disampaikan dalam konferensi pers di kantor Misi China untuk PBB di New York, pada Selasa (22/9) waktu setempat. Zhang mengomentari Trump yang menyerukan agar China dimintai pertanggungjawaban atas menyebarnya Corona.
"Jika kita melihat situasinya dengan sangat hati-hati, kita bisa mengatakan bahwa ini gagal total," ucap Zhang, merujuk pada cara AS menangani pandemi Corona.
- Total Kematian Corona di AS Tembus 200 Ribu, Trump: Itu Memalukan!
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengomentari jumlah kematian akibat virus Corona (COVID-19) di negaranya yang telah menembus 200 ribu orang. Trump mengakui hal itu 'memalukan'.
"Ya, menurut saya itu memalukan," ucap Trump saat ditanya soal total kematian akibat Corona yang menembus 200 ribu orang di AS, seperti dilansir CNN, Rabu (23/9/2020).
Data terbaru dari Johns Hopkins University (JHU) menunjukkan AS sejauh ini mencatat total 200.724 kematian. Total kasus Corona di AS saat ini melebihi 6,8 juta kasus.
- Marah Soal Larangan Impor Produk Xinjiang, China: AS Tak Berhak Ikut Campur
Pemerintah China bereaksi marah atas tindakan Amerika Serikat melarang impor dari wilayah Xinjiang atas klaim kerja paksa. China mengeluhkan "kebohongan palsu" yang disebutnya dimaksudkan untuk merugikan bisnis China.
Dewan Perwakilan Rakyat AS telah mendukung larangan atas klaim kerja paksa sistematis di Xinjiang, di mana para aktivis mengatakan lebih dari satu juta orang Uighur dan warga muslim lainnya yang sebagian besar berbahasa Turki, telah dipenjara di kamp-kamp.
Beijing bereaksi dengan marah atas tindakan AS itu, dengan mengatakan bahwa itu "dengan jahat memfitnah situasi hak asasi manusia di Xinjiang, China".
"China mengungkapkan kemarahan yang kuat dan penolakan yang tegas, dan telah membuat pernyataan tegas kepada AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada konferensi pers seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/9/2020).
- Klaim Pemerintahan PM Muhyiddin Telah Jatuh, Anwar Ibrahim Cuma Gimik?
Pimpinan Partai United Malays National Organisation (Umno) menggambarkan pengumuman Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim yang mengklaim memiliki mayoritas kuat untuk membentuk pemerintahan baru Malaysia sebagai tipu muslihat alias gimik. Anwar disebut sengaja menarik dukungan Pemilihan Umum Negara (PRN) Sabah.
Dilansir Malaysia Kini, Rabu (23/9/2020) Ketua Pemuda Umno Asyraf Wajdi Dusuki, mengatakan ia yakin tidak ada anggota parlemen Umno yang terlibat dalam 'tipu muslihat' Anwar.
"Saya tidak yakin ada anggota parlemen Umno yang terlibat. Ini hanya tipu muslihat Anwar yang pernah melakukan gimik yang sama pada 16 September 2008 saat BN (Barisan Nasional) berkuasa," ujar Asyraf.