Kematian Akibat Virus Corona di Iran Tembus 20 Ribu

Kematian Akibat Virus Corona di Iran Tembus 20 Ribu

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 19 Agu 2020 17:48 WIB
FILE - In this June 16, 2020, file photo, nurses tend to COVID-19 patients at the Shohadaye Tajrish Hospital in Tehran, Iran. Iran surpassed 20,000 confirmed deaths from the coronavirus on Wednesday, Aug. 19, 2020, the health ministry said, the highest death toll for any Middle East country so far in the pandemic. (AP Photo/Vahid Salemi, File)
Ilustrasi -- Perawat di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran sedang merawat pasien Corona (AP Photo/Vahid Salemi)
Teheran -

Otoritas Iran melaporkan bahwa total kematian akibat virus Corona (COVID-19) di wilayahnya telah menembus 20 ribu orang. Angka ini tercatat sebagai total kematian tertinggi di kawasan Timur Tengah sejauh ini.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (19/8/2020), pengumuman ini disampaikan saat Iran berjuang menghadapi kasus-kasus Corona yang tercatat sebagai yang terbesar di kawasan Timur Tengah, dengan total kematian tertinggi.

Diketahui juga bahwa Iran bersiap menggelar peringatan Asyura, peringatan besar umat Syiah atas kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein, yang dianggap sebagai salah satu orang suci Syiah yang paling dicintai. Tak hanya itu, ujian masuk universitas yang diikuti lebih dari 1 juta calon mahasiswa juga akan berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, mengumumkan bahwa total 20.125 kematian akibat Corona kini terkonfirmasi di Iran. Total kasus Corona di negara Syiah ini, sebut Sadar Lari, telah melebihi 350.200 kasus.

Sejumlah politikus senior Iran, pejabat kesehatan hingga pemimpin keagamaan dalam struktur teokrasi Syiah masuk dalam daftar orang-orang terinfeksi Corona.

ADVERTISEMENT

Iran kini masih berjuang keras untuk mengendalikan penyebaran virus Corona di wilayahnya yang berpenduduk 80 juta jiwa. Negara ini awalnya memang mampu mengendalikan virus ini, namun kenaikan kasus Corona kembali terjadi sejak Juni lalu.

Banyak pakar internasional yang meragukan data penghitungan yang disampaikan pemerintah Iran. Bahkan para peneliti dalam parlemen Iran, pada April lalu, mengindikasikan bahwa jumlah kematian akibat Corona sebenarnya mencapai dua kali lipat dari data yang dilaporkan. Hal ini disebut-sebut karena tidak adanya penghitungan yang layak dan tidak semua pasien dengan gangguan pernapasan menjalani tes Corona.

Diketahui bahwa Iran melaporkan kasus pertama dan sekaligus kematian pertama akibat Corona pada hari yang sama pada Februari lalu. Ini tercatat sebagai kasus Corona pertama di kawasan Timur Tengah. Namun Iran baru melaporkan lonjakan tertinggi dalam sehari pada Juni lalu. Tambahan kasus harian tertinggi dilaporkan pada Juli.

Pada Februari, sebelum kasus pertama dikonfirmasi, otoritas Iran menyangkal selama berhari-hari bahwa kasus Corona telah masuk ke wilayahnya. Penyebaran Corona semakin meluas saat Iran memperingati 41 tahun Revolusi Islam 1979, yang juga diwarnai demonstran besar-besaran, dan menggelar pemilu parlemen.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads