Trump Sebut Lonjakan Corona di Selandia Baru Buruk, PM Ardern: Salah Besar!

Trump Sebut Lonjakan Corona di Selandia Baru Buruk, PM Ardern: Salah Besar!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 18 Agu 2020 17:13 WIB
New Zealand Prime Minister Jacinda Ardern announces a new date for national elections, during a news conference in Wellington, New Zealand, Monday, Aug. 17, 2020. The election had been scheduled for Sept. 19 but will now be held on Oct. 17, after a COVID-19 outbreak in Auckland. (Mark Mitchell/New Zealand Herald via AP)
Jacinda Ardern (Mark Mitchell/New Zealand Herald via AP)
Wellington -

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, menampik komentar Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menyebut negara itu mengalami lonjakan besar kasus virus Corona (COVID-19) yang 'buruk sekali' dan tak terkendali. PM Ardern menegaskan Trump 'salah besar' dengan komentarnya.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Selasa (18/8/2020), PM Ardern menyatakan kekecewaannya setelah Trump melebih-lebihkan wabah baru Corona di Selandia Baru sebagai 'lonjakan besar' yang sebaiknya dihindari warga Amerika.

"Saya pikir siapa saja yang mengikuti COVID dan penularannya secara global, akan dengan mudah melihat bahwa sembilan kasus dalam sehari di Selandia Baru tidak sebanding dengan puluhan ribu kasus di Amerika Serikat, faktanya, itu tidak bisa dibandingkan dengan kebanyakan negara di dunia," tegas PM Ardern.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jelas, ini salah besar," ucap PM Ardern menyangkal komentar Trump. Ini menjadi kritikan terang-terangan yang tidak biasa dari negara sekutu AS.

"Seperti yang saya katakan, orang-orang yang mengikuti apa yang terjadi di seluruh dunia akan melihat status Selandia Baru, kita masih menjadi salah satu negara yang terbaik di dunia ketika menyangkut soal COVID. Para pekerja kita fokus untuk menjaganya tetap seperti itu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selandia Baru diketahui menjadi contoh sukses global setelah berhasil mengendalikan penularan lokal virus Corona. Namun beberapa waktu terakhir, kemunculan klaster penularan baru di Auckland -- kota terbesar di negara itu -- memaksa otoritas Selandia Baru kembali menerapkan lockdown.

Komentar Trump yang memicu reaksi keras PM Selandia Baru disampaikan dalam kampanye di Minnesota pada Senin (17/8) waktu setempat. Trump menyinggung kemunculan wabah baru Corona di Selandia Baru sebagai bukti bahwa para pengkritiknya, yang menjadikan Selandia Baru sebagai contoh, telah salah. Trump menyebut bahwa beberapa negara yang dijadikan model untuk penanganan pandemi Corona, kini berkata 'Whoops'.

"Anda lihat apa yang terjadi di Selandia Baru. Mereka mengalahkannya (Corona-red), mereka mengalahkannya. Itu seperti di halaman depan (surat kabar), mereka mengalahkannya karena mereka ingin menunjukkan sesuatu kepada saya. Masalahnya adalah, ada lonjakan besar di Selandia Baru. Jadi, Anda tahu, itu buruk sekali. Kita tidak ingin itu," ucap Trump.

Diketahui bahwa Selandia Baru dengan populasi sekitar 5 juta jiwa, sejauh ini mencatat lebih dari 1.300 kasus Corona sejak pandemi muncul sekitar 8 bulan lalu. Selandia Baru kini masih menangani 70 kasus Corona aktif. Total kematian akibat Corona di negara ini mencapai 22 orang.

Sementara AS dengan populasi sekitar 330 juta jiwa, sejauh ini mencatat lebih dari 5,4 juta kasus Corona, dengan lebih dari 170 ribu kematian. AS menempati peringkat pertama dunia untuk total kasus dan total kematian tertinggi akibat Corona.

"Jelas, saya pikir tidak ada pembandingan antara klaster terkini Selandia Baru dengan puluhan ribu kasus yang dilaporkan setiap harinya di Amerika Serikat. Jelas, setiap negara menghadapi perjuangannya sendiri dengan COVID-19. Ini virus yang rumit, tapi tidak akan saya gunakan untuk membandingkan status terkini Selandia Baru dengan Amerika Serikat," tandas PM Ardern dalam pernyataannya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads