Otoritas kesehatan Korea Selatan (Korsel) mendeteksi sedikitnya 457 kasus virus Corona (COVID-19) terkait sebuah gereja besar di Seoul. Gereja bernama Sarang Jeil itu menjadi klaster penularan baru Corona sejak beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (18/8/2020), Direktur Institut Kesehatan Nasional Korsel, Kwon Jun-Wook, menyebut bahwa wabah Corona di Gereja Sarang Jeil dan di beberapa lokasi lainnya telah membawa Korsel ke dalam krisis terbesar sejak kemunculan pandemi Corona.
Kwon menyebut bahwa kegagalan untuk memperlambat penularan Corona di area metropolitan Seoul yang padat penduduk bisa memicu situasi yang bisa disamakan dengan 'situasi menyedihkan di Amerika Serikat atau negara-negara Eropa'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada kekhawatiran bahwa penyebaran Corona semakin memburuk setelah ribuan orang turun ke jalanan Seoul dalam unjuk rasa antipemerintah pada Sabtu (15/8) lalu. Banyak jemaat Gereja Sarang Jeil, termasuk kepala gereja yakni pendeta Jun Kwang-Hun, yang ikut unjuk rasa itu.
Pendeta Jun sendiri telah dinyatakan positif Corona pada Senin (17/8) waktu setempat dan kini menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di Seoul. Dalam unjuk rasa itu, pendeta Jun diketahui tidak memakai masker dan menggunakan satu mikrofon berganti-gantian dengan sejumlah aktivis antipemerintah lainnya saat berorasi di hadapan demonstran.
Otoritas kesehatan Korsel sejauh ini telah memeriksa 2,500 jemaat, dari total 4 ribu jemaat anggota Gereja Sarang Jeil. Ada kekhawatiran lebih lanjut karena banyak jemaat yang menolak diperiksa. Kepolisian Seoul kini tengah memburu sekitar 800 jemaat yang tidak bisa dihubungi dan tak diketahui keberadaannya.
Pada Selasa (18/8) waktu setempat, otoritas Korsel melaporkan 246 kasus Corona dalam sehari. Tercatat dalam lima hari terakhir, Korsel melaporkan total 959 kasus Corona. Sejauh ini, menurut data penghitungan Johns Hopkins University (JHU), total 15.761 kasus Corona tercatat di wilayah Korsel, dengan 306 kematian.
(nvc/rdp)